Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko menegaskan TNI AD membutuhkan komunikasi intens dengan berbagai tokoh untuk mengembangkan budaya baru dalan menyikapi berbagai situasi.
Moeldoko mengatakan TNI AD membutuhkan komunikasi dengan berbagai elemen dan memiliki informasi lengkap bagaimana TNI ke depannya.
"TNI harus selalu memiliki keterbukaan. Kemarin sudah dibuktikan begitu ada kejadian jujur mengakui, terbuka kita (kasus penyerangan Kopassus ke Lapas Cebongan, red). Hal itu sangat diperlukan," ujar Moeldoko usai acara 'Silaturahmi KASAD Dengan Para Tokoh Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa' di Balai Kartini, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Terkait dengan keterbukaan tersebut, Moeldoko akan menerapkan langkah-langkah untuk terus membenahi TNI.
Diantaranya adalah mengevaluasi secara menyeluruh kurikulum pendidikan prajurit TNI. Moeldoko ingin agar pendidikan yang diterima prajurit bisa diterapkan dengan benar oleh setiap prajurit TNI.
"Kita sedang mengavaluasi menyeluruh karena basic-nya kurikulum. Kita akan benahi lagi agar kurikulum yang kita berikan pada calon-calon prajurit atau prajurit yang sedang mengemban sekolah bisa dioperasionalkan denhgan baik saat dia melaksanakan tugas," ujar Pangdam III/Siliwangi Oktober 2010 – Agustus 2011 itu.
Saat acara tersebut, sejumlah tokoh turut hadir. Diantaranya, Amien Rais, Adyaksa Dault, Ketua PP Muhammdiyah Din Syamsudin, Ketua Fatwa MUI Ma'aruf Amin, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, Budayawan Betawi Ridwan Saidi, Slamet Rahardjo, Nachrowi Ramli. Sementara dari TNI adalah Pangdam Jaya Mayjen E. Hudawi Lubis, Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Agus Sutomo dan petinggi TNI AD lainnya.