News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lapas Tanjung Gusta Dibakar Napi

Ketua Komisi III DPR: Rusuh Tanjung Gusta Bisa Jadi Bom Waktu

Penulis: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua orang petugas berusaha mengevakuasi sebuah mobil yang berada di sekitar bangunan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013) malam. Kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta yang dipicu listrik padam serta matinya air PDAM itu menyebabkan kaburnya para napi di penjara tersebut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika menegaskan kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara merupakan permasalahan serius. Sebab, peristiwa tersebut bisa menyulut napi di lapas lain melakukan hal serupa.

"Kami melihat bom waktu ini bisa meledak di seluruh lapas di Indonesia. Problemnya dia ibarat bom hanya perlu detonator saja. Bahan baku ledaknya sudah cukup banyak," kata Pasek di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Pasek mengatakan permasalahan pertama soal lapas yang sudah melebihi kapasitas. Rata-rata penghuni dua kali lipat dibanding kapasitas lapas. "Bahkan ada 500-600 persen. Jadi sudah sangat tidak sehat," ujarnya.

Ia juga mempertanyakan banyaknya orang yang masuk penjara setelah melewati proses hukum. Ia menemui terkadang sejumlah kasus seharusnya masuk kedalam proses rehabilitasi.

"Karena rata-rata 50 persen itu narkoba. Kenapa menjadi meledak temuan kita PP 99 tahun 2012 soal pengurangan dan pembatalan remisi itu dijadikan momentum isu kurang sehat di dalam LP. Itu kami temukan beberapa daerah, karena memang ada tersangka koruptor," ujar Politisi Demokrat itu.

Pasek lalu menjelaskan mengenai terpidana korupsi, teroris dan narkoba. Koruptor, kata Pasek, merupakan intelektual dan pemimpin sehingga memiliki kemampuan berpikir mengonsolidasikan kekuatan.

Sedangkan teroris itu rata-rata mempunyai mental pemberani. Teroris juga mampu mempengaruhi orang untuk berani melawan. Sedangkan narkoba merupakan mayoritas penghuni lapas.

"Mereka merasa kecewa disakiti diberlakukan yang tidak sesuai, ini kalau bergerak denga volume lapas yang besar maka detonatornya bisa soal listrik, air, mungkin soal guyonanapun bisa menjadi detonator," tuturnya.

Pasek mengungkapkan lapas tersebut sudah tidak memadai karena over kapasitas. Mengenai kunjungan ke lapas, Pasek mengatakan DPR sudah memasuki masa reses.

"Ini problemnya, problem teknis, tapi kan ada sebagian anggota komisi III berasal dari Sumut. Itu akan coba di bagi tugas seperti itu atau secara resmi komisi," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini