News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lapas Tanjung Gusta Dibakar Napi

Pemerintah Bisa Kerja Sama Swasta Berdayakan Narapidana

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah narapidana berada di ruang kantor Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan pascakerusuhan, Jumat (12/7/2013). Terbakarnya Lapas Tanjung Gusta yang dilakukan oleh sekelompok narapidana akibat adanya pemadaman listrik dan matinya air PDAM di dalam Lapas, Kamis (11/7/2013) mengakibatkan lima orang tewas serta ratusan narapidana lainnya kabur dari penjara, termasuk narapidana teroris. TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasanuddin Massaile, bekas SekJen Kementerian Hukum dan HAM, menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membina para narapidana.

Menurut Hasanuddin, penjara harus mengembalikan fitrah narapidana sebagai manusia untuk bekerja dan menghasilkan.

"Pemerintah bisa mengajak industriawan mobil misalnya, knalpot bisa dibuat di penjara. Seperti negara-negara Eropa. Jadi walau narapidana di penjara dia tetap beri kontribusi, dalam penjara. Bisa membiayai keluarga dan harga dirinya muncul," ujar Hasanuddin, usai diskusi di Warung Daun, di Jakarta, Sabtu (13/7/2013).

Menurut Hasanuddin, terpidana di penjara semisal yang di Pulau Jawa, bisa dipindahkan ke pulau terluar di Indonesia. Di pulau tersebut, mereka diberikan usaha dengan bekerja sama dengan pihak swasta tadi. Pola semacam ini pernah dilakukan saat pembuangan di Pulau Buru.

"Kita bukan pengasingan tapi memberdayakan mereka. Setelah bebas hukumannya selesai,  dia punya pengalaman modal," katanya.

Terkait dengan kerja sama dengan swasta tersebut, pemerintah menyediakan bangunan dan tanah. Sementara swasta memberikan modalnya.

"Negara sudah punya tanah, jadi swasta tidak perlu beli tanah lagi, tidak perlu bikin gedung lagi. Atau tidak perlu mencari tenaga kerja. Gaji tetap karena kalau kurang itu eksploitasi. Kalau eksploitasi akses produknya ditolak negara-negara luar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini