News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lapas Tanjung Gusta Dibakar Napi

Psikolog Forensik Sebut Budaya Geng Kerap Terjadi di LP

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah petugas keamanan berjaga-jaga di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013) malam. Kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta yang dipicu listrik padam serta matinya air PDAM itu menyebabkan kaburnya para napi di penjara tersebut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Reza Indragiri Amril,  seorang psikologi forensik, mengatakan amuk narapidana yang membakar Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan Sumatera Utara tidak disebabkan faktor tunggal.

Menurut Reza, salah satu penyebab kerusuhan tersebut adalah bagaimana budaya dalam penjara selama ini di Indonesia cenderung masih membawa pola kekerasan.

"Orang-orang masuk dalam penjara kan karena sudah melakukan kejahatan dan identik dengan kekerasan. Nah ketika itu tidak terkelola maka cara mereka beradaptasi dalam penjara sama dengan cara mereka bertindak tanduk diluar penjara. Apa itu? Membentuk kelompok geng, membenturkan kekuatan satu sama lain, berebut kekuasaan satu sama lain. Sehingga konflik suatu saat bisa terjadi," ujar  Reza di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (13/7/2013).

Faktor kedua, lanjut dia, adalah minimnya fasilitas di penjara. Para narapidana tidak mendapatkan kebutuhan layak mereka sehari-hari.

Di samping itu, aparat juga kurang memiliki keterampilan bagaimana memperlakukan narapidana dengan manusiawi.

"Apa yang terjadi di Tanjung Gusta menurut saya benih-benihnya ada di seluruh lapas di Indonesia. Kita tinggal menunggu waktu hingga suatu saat terjadi kasus serupa," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini