TRIBUNNEWS.COM - Koordinator FITRA, Ucok Sky Khadafi, mengatakan saat ini musuh demokrasi yang dihadapi masyarakat sipil justru datang dari anggota parlemen yang mirisnya dipilih melalui proses demokrasi.
"Musuh demokrasi kita saat ini justru anggota parlemen yang sebenarnya kita pilih," ujar Ucok dalam diskusi bertajuk "siapa pro asing: negara atau ormas?" di RM Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (14/7/2013).
Ucok menjelaskan bahwa sikap ketidakberpihakan anggota parlemen dalam proses berdemokrasi salah satunya tercermin melalui aksi dua anggota DPR yang memperkarakan beberapa aktivis ICW terkait rilis mereka yang menyebutkan nama-nama anggota DPR yang dipertanyakan keseriusannya dalam pemberantasan korupsi.
"Itu kan bentuk kepanikan anggota DPR. Ini juga upaya untuk memotong KPK, mereka tidak bisa menjatuhkan KPK. Jadi mereka mencari kekuatan yang menopang KPK, kekuatan masyarakat sipil di antaranya ICW, untuk melemahkan, agar tidak ada yang berani macam-macam ke anggota DPR," imbuhnya.
Begitupun dengan UU ormas dan isu-isu bahwa ormas banyak menerima dana hibah asing dan menjadi antek-antek asing. Padahal tak hanya ormas, negara juga menerima dana dari hibah asing, maka ia menilai tuduhan ormas sebagai antek asing lebih karena ormas-ormas tersebut memilih berada di posisi yang berseberangan dengan pemerintah.
"FITRA itu dicap sebagai antek asing kan setelah bersikap berseberangan dengan pemerintah," tandasnya.