TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai politik saat ini tak lagi dilirik karena kuatnya ideologi atau bagusnya visi dan misi. Setidaknya, publik justeru lebih mendambakan partai yang bersifat merakyat dan bersih dari tindak pidana korupsi.
Persepsi publik di atas terpotret dalam survei Pusat Data Bersatu terhadap 1200 responden di 30 provinsi di Indonesia selama 11 sampai 18 Juni 2013. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.
"Sifat partai yang diharapkan saat ini hanya ada dua yang dominan yaitu merakyat dan bersih dari korupsi. Inilah tantangan bagi partai saat ini,," ujar peneliti PDB, Agus Herta dalam rilis survei, 'Indonesia Mencari Pemimpin,' di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut Agus, sifat partai yang diharapkan merakyat mendapat persepsi publik 45.13 persen, sedang sifat bersih dari korupsi ada 39.83 persen. Ini menunjukkan publik jengah dan meminta partai membersihkan dirinya dari korupsi.
Dari sifat yang diharapkan dari partai lainnya seperti harus agamis (6.15 persen), nasionalis (4.27 persen), reformis (0.94 persen), justeru menjadi pilihan terakhir publik. Masih kata Herta, dua sifat yang didambakan di atas menunjukkan partai ideologi agama dan nasional tidak penting.
Dari dua sifat di atas, PDI P (14.53 persen) dan Golkar (14.1 persen) berbagi tempat di urutan pertama. Demokrat (9.4 persen), Gerindra (8.89 persen), NasDem (3.33 persen), PAN (2.56 persen), PKB (2.56 persen), PPP (2.31 persen), PKS (1.2 persen), Hanura (1.03 persen), PBB (0.34 persen), PKPI (0.09 persen).