TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Densus 88 Antiteror Polri masih terus mendalami berbagai kemungkinan terkait meledaknya bom rakitan di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013).
Markas Besar Republik Indonesia (Mabes Polri) pun telah memastikan bahwa empat terduga teroris yang dibekuk di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Tulung Agung, Jawa Timur bukan narapidana yang lari dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta.
“Empat tersangka yang masuk dalam DPO Densus 88 ini bukan narapidana yang lari dari Lapas Tanjung Gusta,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2013).
Ditanya bahwa kelompok yang disergap di Tulung Agung tersebut memiliki keterkaitan dengan di ledakan bom di Mapolsek Rajapolah, Mabes Polri belum bisa memastikan.
“Penyidik Densus 88 masih mendalami keterkaitan dengan teror bom di Tasikmalaya,” katanya.
Dikatakan jendral polisi bintang dua ini, kepolisian dalam kasus ledakan bom di Tasikmalaya sudah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang sakasi yang berasal dari masyarakat. Tiga orang masyarakat yang diperiksa tersebut diantaranya sopir dan kernet tuk yang pada saat kejadiaan sedang beristirahat di depan Polses Rajapolah dan satu orang warga sekitar.
Kepolisian belum masih terus melakukan pendalaman terkait kelompok dan jaringan mana pelaku teror tersebut.
“Kita masih terus mendalami dari jenis bom yang dirakit, zat kimia yang digunakan itu bisa menjadi rujukan kelompok mana,” katanya.