News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Polisi Waspada Terhadap Serangan Teroris

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) meledaknya bom panci di halaman Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013). Pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.45 WIB sebuah bom panci meledak di halaman depan sebelah kanan Mapolsek Rajapolah. Ledakan tersebut tidak menimbulkan kerusakan pada Mapolsek Rajapolah dan tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Polisi masih memburu 2 pelaku yang diduga meletakkan bom panci di halaman mapolsek. Tribun Jabar/Iman Surya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini anggota kepolisian menjadi sasaran dalam aksi kelompok teroris. Aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso serta meledaknya bom di Mapolsek Rajapolah menjadi bukti bahwa kepolisian kini menjadi incaran kelompok teroris.

Pada tahun 2012, kelompok teroris Farhan cs melakukan pelemparan bom terhadap pos-pos kepolisian yang melakukan penjagaan saat bulan ramadhan menjadi sebuah pelajaran supaya kepolisian meningkatkan kewaspadaan dari aksi teror.

Menyikapi hal tersebut, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) mengimbau supaya anggota Polri yang bertugas di Mabes Polri serta satuan kewilayahan mulai dari Polsek, Polres, dan Polda untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Setiap anggota Polri yang bertugas di satuan wilayah saya kira mulai dari Mabes Polri, Polda, Polres, Polsek itu perlu meningkatkan kewaspadaan terutama pengamanan markas kepolsian, kantor-kantor Polri untuk lebih warpada terhadap adanya upaya-upaya teror di kantor kepolisian,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2013).

Pihak kepolisian akan memeaksimalokan segala perlengkapan yang dimilikinya dalam menjaga keamanan markas-markas kepolisian dari serangan teroris.

“Kesiapsiagaan anggota yang ada di kantor tentunya harus lebih ditingkatkan lagi, karena kejadian di Tasikmalaya, anggota kan tidak tahu ada benda yang diletakan di luar kantor,” kata Ronny.

Kepolisian perlu mengantisipasi pergarakan kelompok teroris yang menyerang kepolisian. Teror tehadap kantor kepolisian dimulai Senin (3/6/2013) sekitar pukul 08.03 WITA. Seorang pengendara motor masuk ke Mapolres Poso kemudian meledakan diri. Diketahui ternyata pelaku bom bunuh diri bernama Zainul Arifin alias Arif Kotak asal Lamongan, Jawa Timur.

Kemudian, Mapolsek Palu Selatan, Kota Palu, Rabu dini hari (17/7) ditembaki oleh orang tak dikenal namun tak melukai anggota polisi. Hingga saat ini kepolisian masih memburu dua orang pelakunya yang melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor. Kuat dugaan pelaku merupakan teoris yang selama ini sering membuat kekacauan di Poso.

Sabtu (20/7/2013) dini hari, Polsek Rajapolah, Tasikmalaya dikejutkan dengan suara ledakan bom panci dari halaman depan Mapolsek Rajapolah. Hingga saat ini pelakunya masih dalam pengejaran. Dua pelaku kabur setelah meletakan bungkusan di Mapolsek Rajapolah. Kepolisian menduga bahwa pelaku ada kelompokk teroris yang masih tergabung dalam kelompok Bandung yang sebelumnya disergap Densus 88.

Bukan hanya teror secara langsung, para teroris pun juga melakukan propaganda dengan mengajak kelompoknya untuk memusuhi Densus 88. Dalam video yang diupload ke youtube tersebut seseorang yang diduga kuat Abu Wardah alias Santoso muncul dan mengajak untuk memusuhi Densus 88.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini