News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyadapan Aktivitas Presiden

Pengamat: SBY Disadap Kesalahan Regu Pengamanan Presiden

Penulis: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi menakertrans, Muhaimin Iskandar (kiri) aat berkunjung di Pabrik Maspion I Sidoarjo, Rabu (1/5/2013). Dalam kunjungannya Presiden SBY juga menemui seribu buruh Maspion dan makan siang bareng. (SURYA/SUGIHARTO)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Militer, Andi Widjajanto mengungkapkan dalam ranah intelijen serta operasi intelijen berupa aksi sadap lumrah dilakukan. Termasuk tindakan intelijen Inggris dan AS yang menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, jika Presiden SBY disadap yang salah dan bertanggung-jawab itu regu pengamanan Presiden yang bertanggung jawab. Karena harusnya mereka membuat ring sekitar presiden steril.

"Jika SBY disadap yang salah itu regu pengamanan presiden yang bertanggung jawab membuat ring1 steril," ujar Andi saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (29/7/2013).

Atas tindakan tersebut, kata Andi, Indonesia melakukan aksi balasan. Berupa balasan kontra intelijen yang lain terhadap Autralia. Misal, usir agen intel Australia yang diketahui ditanam di Indonesia. Atau, perkencang upaya menyadap Australia.

Tapi, opsi kontra intelijen ini terutama dalam kurung itu jangan dibahas di ranah publik. Harus tetap menjadi kerja intelijen yang bersifat rahasia.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, dikabarkan mendapatkan manfaat dari laporan intelijen Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS), tentang sejumlah pemimpin negara Asia, termasuk Presiden SBY, dalam pertemuan puncak G20 di London, Inggris pada 2009.

Menurut pemberitaan The Age, laporan itu kemudian digunakan Kevin untuk mendukung tujuan diplomatik Australia termasuk kampanye untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.

Dokumen intelijen yang sifatnya sangat rahasia itu, pertama kali dikirim ke Fairfax Media di bawah undang-undang kebebasan informasi, dan sempat juga disinggung oleh whistleblower intelijen AS Edward Snowden.

Snowden mengatakan, bahwa saat itu intelijen Inggris dan Amerika mentargetkan para pemimpin asing dan pejabat yang menghadiri pertemuan G20 2009 di London.

Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard juga telah diinformasikan mengenai informasi tersebut.

Kepala Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi Australia, Richard Sadleir pada 17 Juni 2013, bertemu dengan Gillard untuk melaporkan bahwa dokumen yang dibocorkan oleh Snowden merupakan bukti bahwa Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), mengoperasikan Pemecah kemampuan intelijen untuk mencegat komunikasi.

Kemampuan pengumpulan intelijen GCHQ di pertemuan G-20 itu diantaranya dapat menembus sistem keamanan smartphone BlackBerry delegasi untuk memantau email dan panggilan telepon.

Selain itu mendirikan warung internet yang memiliki program intersepsi email dan program mata-mata pasword akses dunia maya para delegasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini