Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Samsul Ridwan berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas mudik yang ramah anak.
Menurutnya, tradisi yang sudah dilakukan turun temurun itu sering kali tidak memberikan ruang lebih untuk kenyamanan dan keamanan anak. Padahal, tradisi mudik biasanya dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga, dimana anak-anak disertakan dalam tradisi tersebut.
"Situasi tersebut membuat anak-anak menjadi korban. Bahkan dari tahun ke tahun, jumlah anak yang menjadi korban saat berlangsungnya tradisi mudik terus mengalami peningkatan," kata Samsul, Minggu (4/8/2013).
Dirinya menjelaskan, pada musim mudik tahun 2013 ini, pemerintah melalui sejumlah instansi terkait harus melakukan evaluasi sejak dini demi menyediakan sebuah sistem dan sarana transportasi yang nyaman serta aman bagi anak.
Samsul mengatakan beberapa penyebab anak menjadi korban kecelakaan saat mudik. Diantaranya yakni sistem transportasi yang buruk, infrastruktur jalan yang rusak, rambu lalu lintas yang kurang, harga tiket yang mahal, alat transportasi yang mahal, layanan kesehatan gratis yang minim, tempat istirahat yang tidak memadai, dan kesadaran masyarakat akan keselamatan anak saat mudik yang kurang.
Ia pun mengungkapkan jumlah korban anak dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan seiring kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan alat transportasi untuk mudik. Misalnya, ia mengatakan, berdasarkan catatan Komnas PA jika pada tahun 2011 terdapat 18 kasus anak menjadi korban kecelakaan dalam mudik, pada tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi 22 kasus.
"Anak yang jadi korban ada yang cacat atau bahkan karena kecelakaan. Belum lagi ada anak yang sakit atau hilang karena berdesak-desakan di terminal atau stasiun," tuturnya.