Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengingatkan, peristiwa penembakan Aiptu Dwiyatno oleh orang tak dikenal saat bertugas, menunjukan meningkatnya ancaman terhadap personel kepolisian.
"Jajaran Polri di semua wilayah sebaiknya meningkatkan kewaspadaan, serta bertindak tegas-lugas terhadap anggota kelompok atau para terduga teroris," kata Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo ketika dikonfirmasi, Rabu (7/8/2013).
Karena itu, Bambang meminta Polri meningkatkan kewaspadaan. Bambang mencatat, sejak Mei hingga Juli 2013, selain penembakan, sudah terjadi pula tiga kali serangan bom yang menyasar fasilitas polisi. Selain itu, kata Bambang, toleransi terhadap kelompok-kelompok atau terduga teroris sudah waktunya diakhiri.
"Saya berpendapat bahwa derajat ancaman terhadap prajurit Polri di beberapa daerah cenderung meningkat," kata politisi Golkar itu.
Bambang juga merangkum, sejak Mei hingga Juli 2013, sudah tiga kali jajaran Polri di daerah mendapat ancaman berupa serangan bom.
Pada 13 Mei 2013, pos polisi di Jl Mitra Batik Kota Tasikmalaya dilempar bom Molotov. Belakangan, diketahui tersangka pelempar bom itu adalah anggota kelompok teroris. Tersangka kasus ini tewas ditembak setelah sebelumnya menusuk anggota satuan lalu lintas Polres Tasikmalaya Kota, Aiptu Widartono.
Pada awal Juni, Mapolres Poso di Sulawesi Tengah, diserang pelaku bom bunuh diri. Dan, Sabtu (20/7/2013) dini hari kemarin, giliran kantor Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, diteror ledakan bom panci.
"Saya juga menduga Teror ini masih berkait dengan peristiwa Mei lalu di Tasikmaya," tuturnya.
Tiga ancaman bom ini, lanjut Bambang, layak dilihat sebagai sebuah kecenderungan yang mengarah pada serangan terhadap prajurit Polri di berbagai lokasi yang memungkinkan.
"Itulah urgensinya memerintahkan seluruh jajaran Polri meningkatkan kewaspadaan," imbuh Bambang.