TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menganggap peristiwa penembakan terhadap aparat kepolisian merupakan aksi balas dendam yang dilakukan teroris. Pasalnya, teroris selama ini telah banyak ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Jusuf Kalla (JK) tidak percaya bila hal itu dilakukan oleh preman. "Itu hanya aksi balasan dari terorisme, preman enggak seperti itu," kata JK dikediamannya, Jakarta, Jumat (9/8/2013).
JK mengharapkan agar kejadian tersebut tidak menurunkan semangat polisi dalam menjaga keamanan diwilayahnya masing-masing. Ia mengingatkan bahwa seluruh petugas keamanan memiliki resiko yang tinggi.
Untuk itu, JK meminta seluruh anggota kepolisian harus bekerjasama. "Tidak hanya tergantung kapolri, tapi tergantung suasana umum dan cara kapolri sendiri menangani kemanan itu," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, penembakan terjadi sekitar pukul 04.30 WIB subuh, Rabu (7/8/2013), korban Aiptu Dwiyatno tengah berencana memberikan ceramah Babinkamtibmas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Korban tewas ditembak orang tidak dikenal di depan gang Mandor jl. Otista Raya Rt. 03/11 kel. Ciputat kec. Ciputat kota Tangsel. Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, akibat tembakan itu korban yang merupakan warga Pamulang Barat ini mengalami luka di bagian kepala belakang.
Menurut keterangan dari seorang saksi, Sumarno diketahui saat kejadian, saksi tengah minum kopi dan merokok di depan RS. Sari Asih Ciputat.
Lalu saksi mendengar suara letusan senjata api satu kali dan tidak lama kemudian korban yang mengendarai motor dinas suzuki smash bernopol 2643-31 VII jatuh dari motornya.
Saksi lalu segera membantu korban dan membawanya ke UGD RS. Sari Asih Ciputat untuk mendapat pertolongan, sayangnya nyawa korban tidak tertolong.