TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengecam penggunaan kekuatan bersenjata oleh militer Mesir untuk menghalau para demonstran pendukung mantan presiden Mursi.
"Situasi di Mesir makin memprihatinkan. Korban jiwa mulai berjatuhan. Indonesia berharap keadaan tidak memburuk," tulis SBY dalam akun twitter beberapa jam lalu.
SBY mengatakan, penggunaan kekuatan dan senjata militer terhadap demonstran di Mesir, apalagi berlebihan, bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan.
"Indonesia berharap militer dan Pemerintah Mesir serta ikhwanul Muslimin berusaha kuat mencegah bertambahnya korban," tulis SBY.
Diberitakan sebelumnya, korban jiwa terus berjatuhan dalam aksi demonstrasi pendukung Mantan Presiden Mursi. Pihak Ikhwanul Muslimin menyebutkan, dalam serangan Rabu (14/8) lalu, 278 orang tewas setelah polisi menindak loyalis Presiden terguling Mohamed Mursi.
SBY menilai, meskipun sulit solusinya haruslah win-win, didahului dengan penghentian semua aksi kekerasan dari kedua belah pihak.
Menurut SBY, lima tahun lalu, Indonesia juga mengalami goncangan politik dan keamanan. Namun bisa diatasi, karena militer dan sipil berkolaborasi untuk reformasi.
“Militer Indonesia melakukan reformasi internal dan mendukung demokrasi; pemimpin politik sipil juga ajak militer untuk bersama melakukan perubahan,” papar SBY.