TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno meminta jajarannya tetap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, meskipun teror penembakan mengincar anggota Polri.
"Tetap anggota di lapangan bertugas seperti biasa, tapi harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Dan jangan lupa pelayanan masyarakat harus berjalan sesuai dengan tugas-tugas rutin,'' tegas Putut, Senin (19/8/2013) di Mapolda Metro Jaya.
Putut menjelaskan, peningkatan pelayanan masyarakat tersebut dibuktikan dengan bentuk tidak melepaskan baju dinasnya ketika berangkat kerja ataupun pulang kerja.
Kemudian mengenai adanya arahan dari Kapolri, yang mengatakan setiap polisi tidak memakai pakaian dinas ketika berangkat bertugas dan pulang dari tugas, dikatakan Putut tidak ada arahan tersebut.
''Tidak ada itu, tidak ada perintah untuk tidak boleh menggunakan seragam dinas," ucap Putut.
Berdasarkan data Indonesian Police Watch, kasus penembakan polisi terjadi empat kali di tiga tempat terpisah di wilayahTangerang Selatan, Banten.
Tiga anggota korps bhayangkara gugur sebagai abdi negara. Mereka adalah Aipda Koes Hendratma dan Bripka Ahmad Maulana yang ditembak di Pondok Aren, Jumat (16/8/2013).
Kemudian Aiptu Dwiyatno yang ditembak di Ciputat, Rabu (7/8/2013). Satu lagi Aipda Patah Saktiyono yang ditembak di Pamulang, Sabtu (27/7/2013), namun selamat.
Di luar empat kasus penembakan di wilayah Tangerang Selatan, sebenarnya masih ada beberapa kasus lagi yang memperlihatkan adanya tindakan perlawanan terhadap pihak kepolisian di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Di antaranya percobaan perampokan terhadap dua orang polisi, yaitu Brigadir Elvin dan Briptu Ricky di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013), penembakan rumah AKP Andreas Tulam di Cipete Pinang, Tangerang, Selasa (13/8/2013), dan yang baru saja terjadi tadi malam, Minggu (18/8/2013), pengeroyokan terhadap seorang anggota Polantas di Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur.