News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala SKK Migas Ditangkap

Pemilik Saham Kernel Oil Punya Akses ke Cikeas?

Penulis: Edwin Firdaus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala SKK Migas non aktif, Rudi Rubiandini langsung ditahan usai diperiksa selama lebih dari 22 jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013). Rudi diduga menerima suap dari PT Kernel Oil dan ditangkap KPK di rumahnya, di Jalan Brawijaya 8 No 30, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2013) malam. Warta Kota/Henry Lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus dugaan suap di lingkungan SKK Migas yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terus menuai spekulasi. Tidak jarang pengamat ekonomi dan hukum pidana, menduga adanya mafia di sektor Migas dan melibatkan para elite di beberapa lingkungan terdekat, yakni SKK Migas, Kementerian ESDM, dan bahkan yang lebih ekstrim yakni di lingkungan partai penguasa, istana dan keluarga Cikeas.

Bukan tanpa sebab, spekulasi itu terus meninggi. Pasalnya, selain kajian KPK sendiri menduga adanya kartel Migas, kasus bermula tangkap tangan ini juga terbilang besar, yang diduga juga melibatkan orang-orang berkuasa.

Pada perkara sendiri, KPK sudah mentapkan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, salah satu pemilik PT Kernel Oil Pte Ltd, Simon Tanjaya dan pelatih Golf sekaligus kader Partai Demokrat, Deviardi alias Ardi, sebagai tersangka. Tidak hanya itu, KPK juga sudah menyita jutaan dolar AS terkait kasus suap ke "lingkungan basah" tersebut.

Informasi dihimpun Tribunnews.com, bahwa "kartel migas" ini tidak lepas dari campur tangan pengusaha sekaligus keluarga penguasa negeri ini.

Di industri minyak Indonesia, sejatinya PT Kernel Oil tidak begitu populer. Nama ini mulai muncul dan menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari ini, karena tim penyidik Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) berhasil menangkap Simon Tanjaya.

Kernel Oil merupakan perusahaan jual-beli (trader) minyak mentah dan produk-produk turunannya, termasuk produk petrokimia. Berkantor pusat di Singapura, Kernel Oil memiliki cabang di berbagai negara, seperti di Indonesia, Thailand, Australia, Swiss hingga Dubai.

Menariknya, perusahaan ini dikendalikan oleh orang-orang Indonesia, yang bermukim di Indonesia dan Singapura. Untuk di Indonesia sendiri, saham PT KOPL dimiliki oleh dua orang Indonesia Finsenlia Andika (80 persen) dan Ary Kusbiyantoro (20 persen).

Bagaimana sepak terjang Ary di dunia bisnis Migas ? Apa hubungannya "Cikeas" dengan kasus ini ?

Informasi dihimpun Tribunnews.com, Ary merupakan Direktur KOPL Indonesia. Sepak terjangnya di dunia bisnis, memang terbilang cemerlang. Bagaimana tidak, selain memiliki usaha di "sektor basah", dirinya juga memiliki akses ke keluarga Cikeas.

Ary merupakan teman dekat Agus Harimurti Yudhoyono, putra presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak sama-sama sekolah di SMA Taruna Nusantara. Latar belakang yang intens keduanya, membawa Ary, pada akhirnya dengan mudah, masuk ke keluarga Cikeas, yang notabene juga keluarga pengusaha.

Hal itu pula, diduga yang memudahkan Kernel Oil masuk ke dalam lingkaran BP Migas, yang saat ini sudah berganti menjadi SKK Migas pimpinan Rudi Rubiandini. Sementara pengawasannya langsung oleh orang kepercayaan SBY yakni Menteri ESDM Jero Wacik. Sama dengan Jero, Rudi yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri ESDM, juga merupakan orang kepercayaan SBY.

Disisi lain, ternyata pada 2013 ini, Kernel Oil berencana meluaskan bisnisnya di SKK Migas. Karena itu, Kernel Oil langsung menerjunkan para petingginya, termasuk Simon Tanjaya ke Indonesia.

Kendati demikian, tidak lantas semulus tahun-tahun sebelumnya. Pada 2013 ini, Kernel Oil harus menyiapkan dana sekitar 5 Juta dolar AS untuk memuluskan rencana itu. Satu diantara faktornya, saat ini merupakan tahun politik, dimana partai Demokrat tengah mengumpulkan dana menjelang Pilpres 2014.

Dikonfirmasi soal itu, Junimart Girsang, Pengacara Simon Tanjaya, mengakui kliennya kenal baik dengan Ary. Namun, dirinya membantah, kliennya datang ke Indonesia untuk intens menindaklanjuti ekspansi bisnis Kernel Oil dengan Ary Kusbiyantoro selaku Direktur Kernel Oil cabang Indonesia.

Justru, Junimart mengklaim, Simon hanya diperintahkan bos besar PT KOPL Singapura, Widodo Ratanachaitong untuk memberikan uang titipan Rp 700 ribu dolar AS, milik kader Partai Demokrat, Deviardi. Belakangan, uang itu disita KPK, karena diduga berkaitan dengan suap ke Rudi.

Junimart, juga membantah kliennya sempat dikenalkan Ary dengan keluarga Cikeas, sebelum diciduk KPK.

"Jadi (Simon) dengan Pak Rudi saja tidak kenal, apalagi dengan keluarga Cikeas," kata Junimat di kantor KPK, Senin (26/8/2013).

Kendati demikian, Junimart bahwa kliennya pernah mengatakan kepadanya, bahwa Rudi Rubiandini pernah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan Widodo di Singapura.

"Pertemuannya membahas masalah umum, soal prospek bisnis di Indonesia saja," kata Junimart.

KPK sendiri akan memprioritaskan penanganan kasus ini. Bahkan sebelumnya Ketua KPK Abraham Samad, dengan tegas mengatakan, pihaknya akan menjerat siapapun yang berdasarkan alat bukti cukup, terlibat kasus ini. Sementara terkait dugaan keterlibatan Pihak Istana, Cikeas dan Partai Demokrat, Tribun masih berusaha mengkonfirmasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini