TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Effendi Ghazali mengatakan, secara administratif, Prof Mahfud MD benar soal alasan mundur dari konvensi.
"Saya ini kan hanya 1 dari 17 anggota Komite," kata Effendi kepada Tribunnews.com, Jumat (30/8/2013).
Dia mengaku sudah mengirim SMS ke semua anggota komite dan ngotot dalam meeting bahwa:
1. Kriteria harus dicantumkan dalam surat undangan.
2. Semua SK Majelis Tinggi harus disertakan dalam surat undangan. Tapi, anggota lain memutuskan kirim undangan dulu, nanti dalam pertemuan I Komite dengan peserta untuk 'Perkenalan & Penjelasan" baru semua diberikan.
"Nah, Prof Mahfud hanya datang dan baca surat dia, jadi tidak sempat lihat surat-surat yang akan diberikan dan lain-lain. Jadi, Prof Mahfud MD benar walau isi surat Prof Mahfud MD poin 2 dan 3 persis sama dengan pemikiran saya, sehingga saya mau bantu komite ini sebagai pihak independen," tutur Effendi.
Dia juga mengaku sudah berulang kali menyampaikan agar Komite mengirim langsung surat ke partai lain, jika ada kader partai lain diundang untuk bertemu Komite.
"Artinya, surat ke parpol dikirim bersamaan dengan surat undangan ke calon peserta. Ini adalah standar etika untuk menginformasikan, dan selanjutnya terserah kebijakan calon peserta dan pParpolnya," papar Effendi.
Tapi, sekali lagi, lanjut Effendi, dia hanya satu dari 17 anggota Komite.
"Saya masih menganggap ini 'kesalahan administratif', belum ada kecurangan. Tapi, setidaknya Komite harus lebih sadar sekarang bahwa apa yang terjadi adalah refleksi public trust terhadap partai dan komite juga," katanya.
Ia menilai, ini merupakan proses ilmiah. Dalam konvensi di negara manapun, calon peserta datang dan berlalu sebelum dan di tengah proses konvensi.
"Ini juga akan terjadi pada Konvensi Demokrat. Pujian dan kritik akan naik turun seiring public trust, itu kata kuncinya," cetus Effendi. (*)