TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pihak meyakini, terdapat sosok lain yang jauh lebih berpengaruh dan menentukan dalam skandal kasus suap kuota impor daging sapi.
Keyakinan tersebut, seperti yang dimuat menjadi berita utama (headline) The Jakarta Post, Selasa (3/9/2013).
Dalam headline-nya, The Post mempertanyakan adanya sosok yang lebih berperan dan berpengaruh dalam skandal tersebut dibandingkan Sengman Tjahja, yang disebut sebagai teman dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemungkinan adanya sosok lain yang lebih berpengaruh tersebut, muncul setelah adanya kesaksian dari Ridwan Hakim, putra Ketua Dewan Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin.
Ridwan, yang memberi kesaksian di bawah sumpah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, menunjukkan adanya lebih banyak orang lingkaran dalam 'First Family' atau keluarga presiden, yang bisa terlibat dalam skandal tersebut.
Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta pekan lalu, jaksa penuntut umum (JPU) sempat memutarkan rekaman hasil penyadapan percakapan telepon antara Ridwan, manta Presiden PKS Luthfi Gasan Ishaq, dan seorang wanita yang disebut sebagai "Bunda Putri."
Dalam rekaman percakapan itu, terdengar Luthfi mengatakan kepada Ridwan bahwa "Bunda memiliki pengaruh, mengondisikasikan para pengambil keputusan (kuota impor daging sapi."
Namun, dalam persidangan tersebut, Ridwan membantah untuk menguak jati diri Bunda Putri. Dirinya hanya mengatakan, Bunda adalah mentor bisnis bagi dirinya.
Bagaimanapun, berbagai media massa memberitakan bahwa Bunda mengacu kepada Sylvia Sholehah.
Sylvia adalah teman dekat Ibu Negara Ani Yudhoyono. Bunda dispekulasikan berperan sebagai perantara bagi politisi dan pejabat pemerintah dengan kontraktor proyek "Hambalang."
Dia, kali pertama disebutkan dalam laporan investigasi terhadap Mindo Rosalina Manulang, mantan direktur pemasaran PT Anak Negeri, perusahaan yang dimiliki oleh mantan bendahara Demokrat Muhammad Nazaruddin.
"Wafid Muharram (mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga) mengatakan, ada seorang pengusaha yang direkomendasikan oleh Angelina Sondakh (mantan anggota DPR dari Partai Demokrat) yang ingin mengambil proyek tersebut, " ujar Mindo seperti dalam salinan laporan yang baru-baru ini dimuat The Jakarta Post.
"Dan ada juga seorang pengusaha yang direkomendasikan oleh departemen rumah tangga Cikeas. Tapi saya lupa namanya," tambah Mindo dalam laporan tersebut.
Dalam percakapan ketika pemeriksaan, "Cikeas" adalah sebutan bagi kediaman pribadi keluarga Presiden SBY di Bogor, Jawa Barat.
Pada tanggal 28 Mei, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Sylvia, yang juga akrab disapa Ibu Pur, sebagai saksi dalam kasus Hambalang.
Majalah Tempo, dalam berita sampul edisi 15 Juli 2013, menulis Sylvia yang disebut sebagai "Wanita Misterius" dalam kasus Hambalang adalah istri dari Purnomo.
Purnomo, adalah purnawirawan pejabat militer yang lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI ) pada tahun 1973, tahun yang sama dengan SBY. (thejakartapost/rez)