TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Senyum tipis mengembang dari bibir Irjen Djoko Susilo usai divonis 10 tahun penjara. Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri ini juga tetap tenang. Satu persatu majelis hakim Pengadilan Tipikor yakni Suhartoyo (ketua) dan empat anggotanya, Ismanto, Samiaji, Anwar dan Ugo disalami Djoko dengan tenang.
Tak ketinggalan pula tim JPU KPK yang dipimpin KMS Roni juga disalami Djoko yang diikuti tim kuasa hukumnya. Tak ada percakapan selama jabat tangan tersebut.
Tak lama kemudian, Djoko bergegas meninggalkan ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (3/9). Di hadapan para wartawan, Djoko yang mengenakan batik lengan panjang warna putih bermotif hijau sempat memberikan sedikit tanggapan atas vonisnya.
"Tentunya saya ucapkan terima kasih atas semua daripada perhatian rekan-rekan, terima kasih," kata Djoko pendek.
Komentar soal putusan diwakilkan kepada kuasa hukum Djoko yakni Juniver Girsang. "Vonis 10 tahun itu sangat berat," tegas Junver.
Menurut Juniver, dalam proyek pengadaan alat Simulator SIM, Djoko sebenarnya sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. "Tapi pelaksanaan di bawah yang tidak memenuhi ketentuan," lanjut Juniver.
Mengenai Djoko dinyatakan menerima uang Rp 32 miliar dari proyek tersebut, Juniver membantah. Menurutnya, Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto yang menjadi rekanan, tidak pernah memberikan uang tersebut.
"Mengenai uang Rp 32 miliar itu, tidak ada saksi yang riil. Malahan, Budi Susanto mengatakan tidak pernah memberikan uang, itu hanya wacana," terang Juniver.
Atas dasar itu, Juniver akan mengajukan Banding. " Kami akan mengupas dan melampirkan bukti-bukti dan saksi-saksi saat banding nanti. Kami juga melihat, pertimbangan hakim tidak komprehensif," lanjut Juniver.