TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film Soekarno yang akan segera dimulai produksinya mengisahkan sang proklamator selama masa pengasingan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Selama empat tahun sejak 1934-1938 Soekarno diasingkan di Flores.
Viva Westi, Sutradara Film Soekarno menuturkan, film tersebut akan mengisahkan tentang serpihan-sepihan peristiwa dari sebuah fase perjuangan presiden pertama RI di Ende.
"Kami akan menuangkan dalam sebuah film selama empat tahun keterasingan Soekarno di Ende," kata Viva dalam Konferensi Pers Peluncuran Produksi Film Soekarno di Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Viva mengatakan, empat tahun di pengasingan yang jauh dari habitus politiknya, membuat Soekarno mengalami keteraasingan eksistensial paling parah di sepanjang hidupnya.
Namun ditengah keterasingan secara sosial-politik, Soekarno bukannya menjadi tak berdaya, namun menemukan kekuatan baru dalam melawan kolonialisme dan imperialisme.
"Banyak yang tidak tahu di Ende lah, dibawah pohon Sukun di pinggir pantai, Soekarno merumuskan jati diri bangsa Indonesia, yang kelak kemudian dikenal sebagai Pancasila," ujarnya.
"Masih banyak kisah yang belum banyak diketahui khalayak yang nantinya akan disajikan dalam Film Soekarno," katanya.