TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo meluruskan informasi tentang suasana kurang kondusif di Kantor Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Jakarta, Senin (9/9/2013) siang.
Situasi tak kondusif sebelumnya dikabarkan terjadi ketika Menteri Kehutanan yang juga bekas Sekjen PAN Zulkifli Hasan, menerima tamunya, aktor kawakan Hollywood Harrison Ford.
Drajad mengatakan, Harrison Ford marah karena masalah Tesso Nilo. Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional di Riau. Di sini, Harrison Ford syuting film dokumenter mengenai hutan Indonesia.
"Yang bersangkutan marah karena masalah Tesso Nilo. Dia meminta Menhut menangkap 20 ribu perambah yang masuk ke Tesso Nilo. Menurut yang bersangkutan, Menhut enak-enak saja di Jakarta, sementara hutan dirusak rakyat," kata Drajad ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (10/9/2013).
"Ini menunjukkan ketidakpahaman yang bersangkutan terhadap situasi Indonesia. Bagaimana mungkin seorang menteri bisa mengerahkan aparatnya menangkap puluhan ribu orang, apalagi di era demokrasi sekarang?" Imbuh Drajad.
Jika itu dilakukan, lanjutnya, nanti diberitakan dunia sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, papar Drajad, juga tidak bisa melakukannya.
"Ketika diberi penjelasan tentang pendekatan persuasif kesejahteraan terhadap perambah, yang bersangkutan menjadi emosi. Itu menunjukkan yang bersangkutan tidak paham dan arogan," tutur Drajad.
"Untuk sensasi film, mungkin bagus. Tapi, untuk menyelesaikan masalah perambahan oleh rakyat, nol besar manfaatnya," cetus Drajad.
Diberitakan sebelumnya, hari ini, Harrison Ford memicu pro dan kontra di Indonesia. Sebab, sesi wawancara dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, Senin (9/9/2013), siang kemarin, diwarnai insiden kecil.
Menteri Kehutanan Zulkfili Hasan rupanya tersinggung dengan aktor kenamaan itu, karena ulahnya yang tidak sopan.
"Menteri Kehutanan tadi becerita saat Harrison Ford, aktor pemeran Indiana Jones datang ke kantornya mewawancarai dirinya," ungkap Staf Khusus Presiden Andi Arief, dalam broadcast serta publikasinya di Facebook.
Menhut menceritakan kepada Andi Arief, sebagai tuan rumah yang baik, karena belum pernah bertemu sebelumnya, Menhut mengira sebelum pengambilan gambar wawancara ada diskusi kecil seperti biasanya.
"Menhut kaget, tanpa ada pembicaraan sedikitpun, begitu rombongan masuk, langsung ambil gambar dan wawancara seperti orang emosional dan pertanyaannya menyerang," papar Andi Arief.
Menurut Andi Arief, bagi Menhut, diserang pertanyaan adalah hal yang biasa dia hadapi. Namun, dia memertanyakan etika wawancara untuk sebuah film, apakah demikian.
"Menhut juga bercerita sejak di ruang tunggu ada gelagat tidak sopan," ucap Andi Arief.
Dari CCTV, Harisson Ford terlihat naik ke meja ruang tunggu, dan lompat-lompat berkali-kali.
"Itu mungkin di negaranya juga tidak diperkenankan melakukan hal tersebut, apalagi di kantor resmi negara. Tidak ada hak istimewa meski ia aktor hebat. Kru dan penghubungnya di Indonesia harus dimintai keterangan, apa motifnya melecehkan kantor resmi negara. Bila perlu dideportasi," beber Andi Arief. (*)