Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding mendesak polisi memprioritaskan pengusutan aksi penembakan yang dilakukan kepada Bripka Sukardi tersebut. Bukan semata karena menyangkut anggotanya sendiri tetapi sekaligus untuk memberi rasa aman bagi masyarakat.
“Polisi harus membuat prioritas pengusutan terhadap kasus penembakan yang menimpa Bripka Sukardi. Indonesia tidak boleh kalah dengan aksi-aksi terorisme yang mengarah kepada aparat keamanan maupun masyarakat,” kata Sudding di Jakarta, Kamis (12/9/213).
Sudding menyatakan prihatin dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas tewasnya Anggota Provost Direktorat Polair Mabes Polri tersebut. Bripka Sukardi tewas setelah ditembak orang tak dikenal di depan kantor KPK Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Ketua Fraksi Hati Nurani Rakyat (Hanura) juga menegaskan, untuk memberikan rasa aman kepada warga, Polisi juga harus membuat langkah-langkah khusus. Langkah tersebut perlu segera dilakukan, agar aksi-aksi penembakan yang terjadi beberapa waktu terakhir tidak terulang kembali, serta membuat rakyat trauma, sehingga mengurangi kepercayaan mereka pada aparat kepolisian.
“Jangan sampai aksi-aksi penembakan seperti ini membuat masyarakat menjadi kurang percaya terhadap polisi. Oleh karena itu, polisi harus membuat langkah-langkah khusus secepatnya. Ini untuk memberi rasa aman warga masyarakat. Jangan sampai kejadian penembakan yang akhir-akhir ini beberapa kali terjadi membuat masyarakat takut untuk pergi sendirian. Ini harus menjadi prioritas utama Polri,” kata Sudding.
Sudding juga mengurai langkah khusus yang dimaksud adalah dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengamanan para anggota saat bertugas di lapangan, terutama di daerah-daerah rawan, serta memperbaharui prosedur-prosedur pengamanan terhadap anggota, terutama pada saat bertugas melayani anggota masyarakat.
Sementara itu, terkait seringnya anggota polisi menjadi sasaran penembakan, ia meminta kepada Kapolri agar bisa menjaga kondisi mental dan psikologis anggotanya, agar tetap sigap dan profesional dalam bertugas.
“Polisi tentunya sudah memiliki strategi yang sifatnya teknis, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Di sisi lain, Kapolri juga harus menjaga mental dan psikologis anggotanya, agar mereka tetap sigap di lapangan, profesional, serta berani menghadapi risiko saat bertugas,” papar Sudding.