Tribunnews.com, Jakarta - Lebih dari 33 pejabat Polri menerima aliran dana dari Aiptu Labora Sitorus pemilik rekening gendut Polri. Tapi hingga kini hanya Labora Sitorus saja yang diperiksa Polda Papua, sementara pejabat Polri lainnya masih "tidur nyenyak" setelah menikmati uang haram dari Labora. Demikian dikatakan Neta S Pane Ketua Presidium Ind Police Watch, dalam surat elektronik yang diterima Tribunnews,com, Minggu 15 September 2013.
Lebih lanjut Neta mengatakan, pada 20 Mei 2013 lalu Kabareskrim Komjen Pol Sutarman menegaskan, siapa saja yang menerima aliran dana dari bintara polisi di Papua itu bisa dipidana. "Ternyata, janji Sutarman hanya isapan jempol belaka," katanya.
Terbukti, lanjutnya, setelah lima bulan kasus itu berlalu tidak ada tanda tanda 33 pejabat Polri penerima dana Labora akan diperiksa. "Komitmen kepolisian dalam penuntasan kasus Aiptu Labora Sitorus hanya omong kosong," katanya.
Data yang diperoleh Ind Police Watch (IPW) dari Januari 2012 hingga Maret 2013, Aiptu Labora Sitorus memberi setoran kepada 33 pejabat Polri, mulai dari kapospol, kapolsek, kasat, kapolres, propam, direktur, ajudan kapolda, Kapolda Papua sampai kepada pejabat di Mabes Polri.
Total uang Labora yang mengalir ke para pejabat Polri selama 15 bulan itu mencapai Rp 10.950.450.000. Pejabat Polri yang menerima mulai dari Pol Air, Samapta, Intel, Serse, Brimob, Propam, Serse Narkoba, Bagian Operasi, Tim Tipiter, dll. Aliran dana tersebut diberikan dengan dua cara, melalui tunai dan transfer. Kepada pejabat di Mabes Polri misalnya diberikan sejak Februari 2012 hingga Maret 2013 melalui transfer nomor rekening 1560003319730 Bank Mandiri. Begitu juga dengan Kapolda Papua melalui tunai dan transfer, pada September 2012 dengan nomor transfer FN 119920.
IPW mendesak Mabes Polri bersikap konsisten, siapa saja yang menerima aliran dana dari Aiptu Labora Sitorus harus diproses secara hukum dan ditahan karena terlibat pencucian uang, seperti yang dituduhkan kepada bintara polisi di Papua itu.