TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadinya berbagai aksi penembakan terhadap polisi belakangan iniĀ tak terlepas dari melemahnya institusi kepolisian. Melemahnya insitusi kepolisian itu setidaknya sudah berlangsung pasca reformasi tahun 1998 lalu.
"Harus dilihat lebih komprehensif (kasus penembakan) dan (secara) konteks struktural itu melemah dulu waktu Orde Baru (Orba) itu tidak," Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, Minggu (15/9/2013).
Bambang membandingkan, saat era Orde Baru, tidak ada kejadian penembakan polisi. Akan tetapi sebaliknya terang dia, peristiwa yang kerap terjadi adalah polisi tak jarang menembak masyarakat.
"Tidak pernah ditembak tapi polisi nembaki orang ada, maka dikeluarin dari ABRI karena terlalu militer," kata Bambang.
Untuk itu tegas Bambang, perlu perbaikan dan pembenahan menyeluruh di tubuh institusi polisi secara keseluruhan. Mengingat tugas polisi di Indonesia sangatlah berat.
"Wewenang dan tugas polisi sangat berat dan ini harus dikaji ulang. Karena kita ini banyak petugas keamanan tapi juga tidak aman. Maka sistem keamanan keamanan juga harus dikaji ulang," ujarnya.
Bambang menambahkan, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah melihat dan berupaya menyelesaikan kasus-kasus penembakan polisi tidak kasuistis namun secara menyeluruh. Begitu juga dengan meningkatkan upaya pencegahan seperti patroli intensif pasca aksi penembakan belakangan ini.
"Pemahaman harus diselesaikan. Komprehensif bukan kasuistis dan pencegahan seperti dikerahkan Brimob atau kerjasama dengan militer," kata Bambang.
Edwin Firdaus