TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana Polri yang akan melengkapi seluruh anggotanya dengan rompi antipeluru, dinilai tidak tepat. Sebab, iklim di Indonesia tidak mendukung penggunaan rompi tersebut.
"Kalau mengusulkan pakai rompi (antipeluru), itu geblek namanya. Ini kan negara tropis," kata anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2013).
Ia menuturkan, bahan baku rompi antipeluru tidak cocok untuk keperluan sehari-hari. Selain panas, rompi tersebut juga berat, sehingga akan menyulitkan setiap anggota kepolisian yang akan bertugas di lapangan.
Kriminolog Universitas Indonesia memaparkan, pengadaan rompi antipeluru memerlukan anggaran yang cukup besar. Padahal, Polri mengeluh bahwa salah satu penyebab banyaknya kasus penembakan anggota kepolisian, lantaran anggaran yang dialokasikan di dalam APBN rendah.
"Kalau harus melengkapi sekitar 400 ribu anggota kepolisian, dana yang akan dibutuhkan pasti akan besar," ujarnya.
Sebelumnya, Markas Besar Polri memertimbangkan untuk melengkapi anggota yang bertugas di lapangan dengan rompi antipeluru. Ini merespons aksi penembakan terhadap polisi dalam beberapa bulan terakhir.
"Tentu itu salah satu cara yang ditentukan Pak Kapolri, menyikapi teman-teman kami di lapangan," ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri Kombes Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/9/2013). (*)