News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Simulator SIM

Jaksa KPK Enggan Tanggapi Penyitaan Terdakwa Budi Susanto

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa dugaan korupsi pengadaan alat simulator SIM di Korlantas Mabes Polri, Budi Susanto, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta, Selasa (10/9/2013). Budi terancam 20 tahun penjara karena diduga merugikan negara Rp 88,4 milyar falam kasus pengadaan simulator SIM di Korlantas tersebut. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budi Susanto sempat memperkarakan penyitaan aset pribadi dan perusahaan yang dilakukan KPK selama penyidikan perkara dugaan korupsi pengadaan simulator SIM di Korlantas Polri pada 2011.

Hal itu bahkan dituangkan dalam nota keberatan (eksepsi) terdakwa Budi yang dibacakan penasihat hukumnya di pengadilan Tipikor Jakarta minggu lalu.

Namun, Jaksa Penuntut Umum KPK enggan menanggapi keberatan tersebut. Sebab Jaksa beranggapan, keberatan Budi itu sudah berada di luar ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang mengatur materi keberatan.

Menurut Jaksa KPK Medi Iskandar Zulkarnain, dalam Pasal 15 (f) ayat 1 KUHAP yang mengatur soal materi eksepsi hanya meliputi kewenangan pengadilan mengadili perkara, surat dakwaaan tidak dapat diterima, dan identitas pelaku tindak pidana tidak sesuai.

"Hal itu bukan masuk materi keberatan. Sehingga tidak perlu kami tanggapi lebih lanjut," kata Jaksa Medi saat membacakan tanggapan atas eksepsi Budi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Karena itu, Jaksa Medi meminta Majelis Hakim yang mengadili perkara Budi buat menolak seluruh keberatan penasihat hukum terdakwa. Sebab, surat dakwaan telah memenuhi syarat formil dan materiil.

"Keberatan tim penasihat hukum terdakwa haruslah ditolak. Maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini untuk menyatakan surat dakwaan telah disusun sebagaimana mestinya, dan oleh karenanya surat dakwaan bisa menjadi dasar pemeriksaan. Menyatakan menolak eksepsi terdakwa. Menetapkan pemeriksaan perkara tetap dilanjutkan," ujarnya.

Merespon permintaan tersebut, Ketua Majelis Hakim Amin Ismanto meminta waktu sepekan buat mempersiapkan putusan sela. Sidang pun bakal dilanjutkan pada Selasa pekan depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini