News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabarkan Aksi Petani Indramayu Ricuh, Petisi Raih 600 Dukungan Lebih

Penulis: Bahri Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi demonstrasi petani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September ini terasa kelabu bagi Galih Andreanto, alumni Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran.

Ia dulu mengira hidup petani pasti sejahtera. Keyakinannya berubah melihat represi polisi terhadap aksi petani Indramayu, 25 Agustus.

“Mereka diseret, dipukuli, dilempari batu, ditembaki gas air mata dan peluru karet. 22 petani terluka, 49 sepeda motor petani dirusak. Polisi juga menetapkan 5 petani jadi tersangka,” kata Galih dalam petisi www.change.org/bebaskanpetani, Selasa(24/9/2013).

Dalam sehari, petisi Galih tersebut didukung 600 orang lebih dari berbagai daerah. Donni Robbiansyah, penandatangan petisi berpendapat, negeri ini sudah penuh ironi.

"Di saat yang sama pelaku kekerasan memiliki energi untuk melakukan kekerasannya berasal dari makanan yang sebelumnya diproduksi petani,”ujarnya.

Awalnya petani yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI) melakukan aksi damai menolak rencana pembangunan Waduk Bubur Gadung. Tak disangka, aparat yang seharusnya netral dalam penanganan konflik agraria, justru melakukan tindak kekerasan dan kriminalisasi terhadap petani.

Sebanyak 30 orang (petani, mahasiswa, termasuk Sekjen STI sekaligus DN KPA Wilayah Jabar Banten) ditangkap kepolisian setempat.

Galih bercerita pada 11 September 2013, aparat Polri, TNI dari kesatuan ARHANUD, Kodim Indramayu, Perhutani, Pemuda Pancasila dan sejumlah preman menyisir basis-basis STI. Empat gubuk rusak, satu sepeda motor terbakar dan enam petani dipaksa keluar dari STI.

“Petani itu pahlawan negeri karena memberi makan elemen masyarakat. Tapi diperlakukan layaknya bukan manusia,” lanjut Galih.

Pendiri Change.org Indonesia Arief Aziz menyatakan, cukup lama bagi galih memulai petisi dan melalui petisi ini.

“Galih langsung menyebut Kapolda Jabar Suhardi Alius untuk segera membebaskan petani Indramayu. Semoga mendapat tanggapan positif,” kata Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini