Alumni Akabri Darat tahun 1971 ini juga menceritakan, dia bersama sejumlah tokoh lainnya membuat Gerakan Indonesia Mengajar yakni memberikan pendidikan kepada rakyat miskin di daerah terpencil dan terbelakang.
Gerakan tersebut, kata dia, merekrut relawan yakni sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi. Sasarannya, memberikan pembelajaran kepada masyarakat di pelosok agar kelak bisa hidup lebih baik, sekaligus memberikan pengalaman dan wawasan kepada para relawan, bahwa realitas kehidupan masyarakat miskin di daerah terpencil sangat sulit dan sangat minim infrastruktur.
"Para relawan tersebut kelak jika menjadi pemimpin, bisa memiliki kepekaan sosial terhadap kehidupan rakyat miskin dan rakyat di daerah pelosok," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Endriartono juga menyatakan, memilih menjadi anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI), karena ingin membangun kesadaran keseimbangan antara kecerdasan dan moral yang baik kepada para alumni.
Alumni UI maupun perguruan tinggi lainnya, kata dia, adalah generasi muda yang cerdas dan kelak akan menjadi pemimpin.
"Sebagai pemimpin, tidak cukup hanya cerdas, dan berkemampuan, tapi perlu kepekaan sosial yang didasarkan pada moral yang baik," kata salah satu peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat ini.
Menurut dia, dengan memberikan pencerahan, termasuk sebagai relawan di daerah pelosok, maka akan dapat mengasah kepekaan dan mampu menjaga keseimbangan.
"Kalau saat ini saya mengikuti konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, karena merasa terpanggil untuk memperbaiki kondisi bangsa," katanya.