News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Skandal Century

DPR Berencana Jemput Paksa Budi Mulya

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Mulya

Tribunnews.com, Jakarta - Tim Pengawas Bank Century akan mengambil langkah tegas pada mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Budi Mulya. Hari ini, Rabu (9/10/2013), Timwas berencana menggelar rapat pleno untuk mematangkan rencana pemanggilan paksa kepada Budi.

"Kami rekomendasikan minta bantuan (Polri) menghadirkan BM (Budi Mulya) secara paksa. Mengingat yang bersangkutan telah mangkir dua kali dari panggilan dewan," ujar anggota Timwas Century dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, melalui layanan pesan singkat, Rabu pagi.

Timwas Century mengundang Budi Mulya untuk hadir dalam rapat yang digelar di dua pekan sebelumnya, tapi ia mangkir tanpa alasan. Anggota Timwas Century dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra, berpendapat ketidakhadiran Budi ini semakin memperlihatkan ada informasi penting yang perlu digali terkait skandal Bank Century.

Indra bahkan menduga ada hal khusus yang melatari ketidakhadiran Budi dalam dua rapat tersebut. Sebagai mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Budi diundang ke rapat Timwas Century untuk mendalami kebijakan Bank Indonesia dalam menggelontorkan dana talangan Rp 6,7 triliun pada Bank Century.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan pemanggilan Budi juga bertujuan mengonfrontasi temuan Komisi Pemberantasan Korupsi, kepolisian, dan Lembaga Penjamin Simpanan yang sebelumnya sudah memenuhi undangan Timwas Century.

Kasus bailout Bank Century masih menyisakan sejumlah tanya. Beberapa anggota Timwas Bank Century meyakini bahwa mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas keputusan pengucuran dana talangan Rp 6,7 triliun kepada Bank Century.

Ketua KPK Abraham Samad berjanji akan membawa kasus bailout Bank Century ke pengadilan pada tahun ini. Saat ini, menurut dia proses penanganan kasus itu di KPK masih pada tahap pengelolaan alat bukti.

Abraham mengaku mencium kekecewaan publik yang menilai KPK tebang pilih dalam penanganan skandal ini. Dia berjanji KPK akan mengusut tuntas kasus ini dan menyeret siapa pun yang terlibat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini