TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menilai, tongkat kepemimpinan Polri sebaiknya dipegang Komjen Oegroseno, sampai pelaksanaan Pemilu 2014 selesai.
Menurut Haris, penggantian Timur yang akan memasuki masa pensiun, dengan Komjen Sutarman, jika tidak memiliki alasan yang sangat penting, lebih baik ditunda. Setidaknya, pengganti Kapolri ke depan bisa dilantik setelah pemilu.
"Kepemimpinan Oegroseno tetap dilanjutkan, karena sedang melakukan konsolidasi ke depan. Itupun tidak mengganggu kesempatan Sutarman jadi Kapolri pasca-pemilu," tutur Haris di Lantor KontraS, Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2013).
Haris beralasan, Oegroseno memiliki kinerja dan prestasi dengan rekam jejak yang cukup memadai. Misalnya, pada 2006 silam, saat menjabat Kapolda Sulawesi Tengah, menolak eksekusi terpidana Tibo Cs karena belum tentu bersalah.
Saat menjabat Kapolda Sumatera Utara, Oegroseno terjun memimpin langsung anak buahnya mencari teroris kelompok Fadli yang merampok Bank CIMB Niaga Medan, dan menyerang Mapolsek Hamparan Perak. Bahkan, Oegroseno sampai masuk kebun kelapa sawit di Serdang Bedagai.
"Pengangkatan Komjen Oegroseno sebagai Wakil Kapolri cukup berdampak signifikan, dan membawa pengaruh positif dalam internal Polri. Semisal terkait urusan mutasi dan promosi internal Polri, Oegroseno, berani berbeda pendapat dengan Kapolri," papar Haris.
Karena beragam pertimbangan seperti Pemilu 2014, peningkatan profesionalisme, dan kelanjutan reformasi Polri, Oegroseno sebenarnya masih layak dipertimbangkan menjaga stabilitas Polri dalam penegakan hukum, meski akan pensiun 17 Februari 2014. (*)