Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sering menjadi kuasa hukum pihak berperkara di Mahkamah Konstitusi (MK), Andi Muhammad Nasrun mengaku pernah beberapa kali dihubungi orang yang mengaku internal MK dan bisa memenangkan perkara yang ditanganinya.
Andi bahkan mengaku pernah dikontak orang yang mengaku sebagai utusan dua bekas ketua MK Mahfud MD dan Akil Mochtar.
"Saya pernah dikontak oleh orang yang mengaku utusan ketua MK baik Pak Akil atau Pak Mahfud. Dulu waktu pengujian undang-undang memberitahu klien saya dia menawari. Dia bilang ajudannya Pak Mahfud. Tapi setelah kita cross check ternyata tidak benar. Kemudian juga ada orang yang mengaku-ngaku adiknya Pak Akil," ujar Andi yang juga menjabat sebagai koordinator Forum Pengacara Konstitusi, di MK, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Terkait putusan MK, Andi sendiri pernah merasakan menang dan kalah. Namun menurutnya itu suatu hal yang wajar karena sebelumnya dia sudah tahu kemungkinan menang atau kalah mengenai perkara yang akan dia tangani.
Walau demikian, Andi pernah merasakan putusan yang janggal. Salah satunya adalah sengeketa Pulau Berhala awal tahun ini.
"Saya pernah, cuma saya dalam sekarang ini harus menghargai keputusan itu. Walau pun kita kecewa juga. Misalkan lah Pulau Berhala itu di Jambi. Itu mengecewakan tapi kita terima," kata Andi.
Untuk itu, Andi Asrun bersama dengan pengacara-pengacara yang sering menjadi kuasa hukum pihak berperkara di MK, siap memberikan masukan kepada hakim konstitusi untuk mengembalikan marwah MK.
Menurut Andi, Forum akan membeberkan pengalaman-pengalaman selama menjadi kuasa hukum di MK. Termasuk diantaranya adanya upaya oknum yang mengaku dari MK untuk menggolkan suatu perkara baik PUU atau PHPU.