TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menandatangan Perangko TNI Seri Kontingen Garuda, dalam Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia di lapangan parkir GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jumat (18/10/2013).
Disaksikan oleh Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informasi (Dirjen PPI) Kemenkominfo Sukri Batubara, Direktur SDM dan Umum PT Pos Indonesia Entis Sutisna serta Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, Panglima TNI mengatakan bahwa, peluncuran perangko TNI ini merupakan yang kedua kalinya.
"Dengan peluncuran perangko ini masyarakat akan mengetahui peran serta TNI dalam misi Pemeliharaan Perdamaian Dunia," kata Moeldoko.
Sebelum penandatangan perangko, Panglima TNI bersama Kasad, Kasal dan Kasau serta pejabat teras Mabes TNI dan Angkatan melakukan gerak jalan santai, dilanjutkan dengan pembukaan bazaar dalam rangka peringatan ke-68 Hari TNI tahun 2013.
Kegiatan ini juga diikuti oleh Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Koes Moeldoko, para Ketua Unsur Dharma Pertiwi serta prajurit dan PNS di lingkungan Mabes TNI. Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI secara simbolis menyerahkan santunan kepada 50 anak yatim.
Moeldoko menjelaskan perangko pertama, seri perjuangan Trikora yang diluncurkan pada tahun 2010 dan kedua, seri Kontingen Garuda dalam Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia yang diluncurkan tahun 2013.
Pada peluncuran perangko seri kedua ini sebagai wujud penghargaan kepada para prajurit TNI yang telah dan sedang bertugas di berbagai wilayah belahan dunia yang tergabung dalam Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda dalam melaksanakan misi PBB.
"Jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Itulah akronim tokoh proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia, yang perlu dibangkitkan pemaknaannya," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pada hari ini, TNI akan melakukan upaya restorasi kebangsaan dan nasionalisme melalui penggalakan kembali penggunaan benda pos yang bernama perangko.
Yang memiliki dua dimensi fungsi selain tanda pelunasan porto, juga merupakan wahana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan masyarakat, pesan-pesan kebangsaan dan perluasan wawasan ke-Indonesia-an.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, bagi semua komponen bangsa Indonesia, dalam rangka restorasi kebangsaan nasionalisme melalui berbagai upaya, guna menghadapi era globalisasi, yang cenderung mendegradasi social capital bangsa Indonesia," tegas Panglima TNI.
Moeldoko menuturkan,memasuki dunia filateli, melihat perangko sesungguhnya seperti menelusuri milestone sebuah bangsa. Melalui perangko, dapat dilihat tonggak-tonggak pencapaian sejauh mana bangsa Indonesia telah berlari untuk membangun bangsanya.
Menurutnya, melalui milestone perangko, dapat dilihat juga bagaimana bangsa Indonesia mencintai dan bangga memiliki TNI yang profesional, militan dan solid.
Hal ini merupakan lanjutan perjuangan non fisik melalui penerbitan perangko, sebagaimana perjuangan yang telah dilakukan oleh perangko pos militer di solo, pada masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI.
“Kebanggaan dan keyakinan atas kebesaran terhadap bangsa ini harus terus dipupuk, terutama bagi generasi masa kini, yang memiliki kecenderungan sudah meninggalkan perangko dalam komunikasi surat-menyurat yang bermuara pendidikan dan pewaris nilai-nilai sejarah”. Ujar Panglima TNI.
Panglima TNI berharap agar keberadaan perangko untuk tetap dipertahankan dan agar PT. Pos Indonesia tidak menggunakan alasan praktis untuk menghapus perangko dalam pelayanan jasa pos.
Sebaliknya, secara sinergis harus membangun upaya, guna memperluas fungsi perangko sebagai media pembelajaran yang memiliki nilai sejarah berharga, bagi para pelajar dan generasi muda bangsa Indonesia.