TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengaku terusik dengan informasi BIN (Badan Intelijen Negara) menculik Pendiri Demokrat Profesor Subur Budi Santoso.
"Saya terusik karena BIN di bawah saya," kata Djoko di Gedung DPR, jakarta, Selasa (22/10/2013).
Saat tayangan Youtube yang berisikan pernyataan anggota Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) M Rahmad bahwa Subur dipanggil BIN, Djoko meminta loyalis Anas itu keluar untuk memberikan keterangan.
"Saya minta beliau (M Rahmad) keluar, karena keterangan Rahmad di depan publik, yah di depan publik juga," tuturnya.
Ia membantah BIN sebagai alat negara untuk kepentingan tertentu. Apalagi saat era reformasi seperti saat ini.
"Saya lahir dibesarkan di era reformasi dan dibesarkan di era reformasi," katanya.
Sementara Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai hubungan antara kelompok Anas dengan Demokrat belum mencair.
"Ya itu kesimpulannya adalah bara belum sepenuhnya padam. Mungkin tidak harus presiden langsung yang menanggapi. Harus menyerahkan kepada para staf-stafnya untuk meluruskan," kata Priyo.