TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan industri Pulogadung atau Jakarta Industri Estate Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur menyiapkan strategi untuk mencegah sweeping buruh di kawasan tersebut.
Achmad Maurizal, Kepala Humas PT JIEP, menuturkan pihaknya sudah mengimbau kepada seluruh perusahaan yang berada di Pulogadung memberikan kesempatan kepada buruh untuk bergabun dan tak melakukan aksi tutup pintu pabrik.
"Kami meminta perusahaan untuk menyambut aksi sebagai wujud kepedulian. Contohya dengan mengirimkan perwakilan buruh yang mau mogok atau demo, menyediakan makanan dan minuman, dan panggung hiburan," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (31/10/2013).
Maurizal menyebutkan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, untuk mencegah aksi mogok buruh tak terjadi kisruh, mulai tahun ini pihaknya mengimbau pengelola pabrik di JIEP tak melakukan aksi tutup pintu pabrik. Pemilik pabrik harus tetap memberikan simpati kepada para buruh dan melakukan pendekatan yang humanis.
"Sampai saat ini kondusif. Kami dapat arahan dari Kapolres Jakarta Timur agar perusahaan merelakan sebagian buruhnya untuk ikut aksi," lanjutnya.
Dia menjelaskan, hampir 80 persen buruh perusahaan di PT JIEP ikut aksi mogok menuntut penetapan kebutuhan hidup layak (KHL) dan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 50 persen tersebut
"Kami khawatir, kalau menutup pintu, justru akan terjadi insiden, kita pakai pendekatan humanis, jangan sampai menutup pagar," katanya.