TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Pemulangan 13 jenazah korban jatuh helikopter MI-17 milik TNI AD di Malinau, Kalimantan Utara, belum dapat dilakukan, karena proses identifikasi jenazah masih dilakukan.
"Belum bisa dilakukan hari ini (Senin, 11/11/2013). Masih proses identifikasi dulu. Jangan sampai salah. Begitu identifikasi selesai, jenazah baru bisa dipulangkan ke keluarga," kata Kolonel (Inf) Legowo, Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, ketika dihubungi Senin (11/11/2013) pagi.
Korban tewas yang merupakan anggota TNI adalah Lettu Corp Penerbang (CPn) Agung Budiarjo (pilot), Lettu (CPn) Rohmad (pilot), Kapt (CPn) Wahyu Ramdan, Serka Aan Prayitno, dan Kapt Czi Sardi. Adapun korban tewas warga sipil adalah Desi, Wahyu, Bilung Lengkang, Lingling, Asun, Sam, Gring Bilung, dan Hirodis.
Investigasi terhadap jatuhnya helikopter Mi-17 milik TNI AD di Kabupaten Malinau yang menewaskan 13 orang itu juga sudah dimulai. Menurut Legowo, sebagian dari anggota tim investigasi gabungan sudah datang pada Minggu (10/11).
Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Jakarta baru tiba di Tarakan, Senin (11/11) sore. Tim akan membantu Tim DVI Polda Kaltim, yang sejak Minggu kemarin melakukan identifikasi terhadap tiga belas jenazah korban kecelakaan helikopter jenis MI-17 milik TNI AD di Desa Apau Ping, Kecamatan Bahau, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
"Yang dari Balikpapan sudah bekerja, DVI Jakarta sore ini (kemarin, Red) datang," ujar Kapendam VI Mulawarman Kolonel Inf Legowo di Tarakan. (TJ/ton/TK)