Tribunnews.com, Jakarta — Para pengungsi Syiah yang masih tinggal sementara di Rumah Susun Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, mendesak pemerintah segera memulangkan mereka langsung ke kampung halaman di Sampang. Mereka menagih komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mendorong rekonsiliasi, penyiapan rumah, dan pemulangan.
”Kami minta pemerintah segera memulangkan kami ke Sampang dan dibuatkan rumah. Kami ingin membangun kehidupan baru yang damai, tanpa kekerasan,” kata salah satu pengungsi Syiah, M Zaini, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (12/11).
Rabu pekan lalu, Menteri Agama Suryadharma Ali diampingi perwakilan pemerintah daerah mengunjungi dan berbicara langsung dengan pengungsi Syiah di Rusun Jemundo. Dia berjanji memulangkan pengungsi ke Sampang asalkan mau dipindahkan dulu ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, untuk mengikuti program ”penyamaan persepsi”. Pemda berusaha memindahkan 20 pengungsi ke Asrama Haji, Minggu lalu, tetapi pengungsi menolak.
Zaini menjelaskan, pengungsi berpegang pada komitmen Presiden yang disampaikan saat menerima perwakilan pengungsi di Cikeas, Juli. Presiden mendorong rekonsiliasi, pemulangan pengungsi ke Sampang, dan pembangunan rumah serta infrastruktur asalkan mereka bisa hidup damai. Tidak disebutkan adanya persyaratan harus bertobat dari Syiah ke Sunni.
Suryadharma Ali ketika ditemui di Universitas Islam Negeri Jakarta, Senin lalu, menjelaskan, pemerintah akan memulangkan pengungsi Syiah ke Sampang. Mereka diminta bekerja sama untuk mengikuti program dialog tentang bertetangga yang baik atau ”penyamaan persepsi”.
”Mereka menolak karena maunya pindah bareng-bareng. Itu nanti akan dikoreksi,” kata Suryadharma.
Pemerintah sedang menyiapkan pembangunan rumah untuk pengungsi dan ditargetkan selesai pada 2 atau 3 Desember 2013. ”Pembangunan rumah siap, biaya siap, dan yang mengerjakan siap. Tinggal penyamaan persepsi,” katanya.
Menurut Direktur Lembaga Bantuan Hukum Universalia Hertasning Ichlas, yang mendampingi pengungsi, pemindahan pengungsi ke Asrama Haji itu bagian dari upaya para kiai untuk memaksa mereka menjadi Sunni sebelum pulang kampung.
”Kami prihatin instruksi Presiden ternyata diabaikan, bahkan lebih jauh telah diolah dengan cara kasar berupa pemaksaan pertobatan terselubung di Asrama Haji,” katanya. (IAM)