Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Presiden DirekturĀ PT Excelcomindo Pratama Tbk (sekarang PT XL Axiata Tbk), Hasnul Suhaimi, menegaskan pihaknya belum pernah menyadap pengguna Xl seperti yang diberitakan media The Guardian di Austarlia.
Hasnul juga membantah jika petugas serviceĀ Base Transceiver System (BTS) bisa menyadap pengguna.
"Tugas mereka adalah memelihara rutin. Misal ada BTS yang miring, misalnya harus 20 derajat tapi belok karena kena angin. Harus diperbaiki. Mereka nggak bisa dengar, saya aja ngak bisa," kata Hasnul kepada wartawan usai bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatik Tifatul Sembiring di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Terkait adanya intersep dari udara untuk menyadap, Hasnul mengatakan tidak mengetahuinya. Hasnul tetap bersikeras telah mengamankan XL dari penyadapan. "Apakah seperti itu, kita tidak tahu. Kalau dari jaringan kita sangat terkontrol. Di luar jaringan kita, saya tidak tahu," elaknya.
Hasnul menegaskan di perusahaannya mereka membuat aturan bahwa pemegang saham tidak boleh ikut campur. XL menunjuk tiga atau empat orang dan orang asing tidak boleh ikut campur.
"Kalau saya di XL, sebagai pemimpin saya awasi. Kita bikin aturan, pemegang saham tidak boleh ikut campur. Tiga, empat orang lain ditunjuk, sudah itu saja. Orang asing tidak boleh ikut campur," kata dia.
Sebelumnya, Harian The Guardian di Australia edisi Senin lalu menyebutkan ada empat operator telepon di Indonesia penyedia jaringan 3G yang disebut dalam laporan sadapan itu, yakni Excelcomindo, Telkomsel, Indosat dan Hutchison 3G. Dalam pemberitaan Guardian tersebut, disebutkan perlunya memperolah informasi dari perusahaan telekomunikasi baik secara sukarela maupun di bawah tekanan.