News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tidak Ada Pemicu Direktur PT Wika Lakukan Aksi Bunuh Diri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Operasional III PT Wijaya Karya, Ikuten Sinulingga diduga lompat dari jembatan penyeberangan orang halte bus way Cawang Suetoyo, Jakarta Timur, Selasa (19/11). JPO ini berada di depan kantor Wijaya Karya, Jalan Panjaitan. (Warta Kota/Adhy Kelana)

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak ada satu pun alasan Ikuten Sinulingga (58), Direktur Operasi III PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) untuk melakukan aksi bunuh diri. Hal itu diungkapkan oleh pihak keluarga Ikuten.

Seperti yang diungkapkan oleh Minola Sebayang, perwakilan dari keluarga Ikuten. Menurut Minola, Ikuten, merupakan keluarga bahagia. Mereka hidup harmonis dan tidak memiliki masalah. Ikuten memiliki tiga anak yang berprestasi. Selain itu, karir Ikuten sendiri cukup bagus, dan berpendidikan.

"Jadi tidak ada alasan keluarga kami melakukan tindakan bunuh diri. Karena seharusnya ada pemicu orang mengakhiri hidupnya. Kalau Ikuten, tidak ada persoalan apa-apa," katanya saat konferensi pers di RS UKI, Jakarta Timur, Kamis (21/11/2013).

Untuk masalah Ikuten yang dikaitkan dengan kasus Hambalang, menurut Minola tidak benar. Pasalnya, Ikuten saat itu belum menjabat di PT Wijaya Karya. Karena itu, ia menyesalkan pemberitaan yang menyebutkan Ikuten terkait korupsi.

"Ini sangat menyakiti keluarga kami yang sedang berduka. Karena beritanya simpang siur dan melebar kemana-mana, padahal tidak benar," katanya.

Ikuten sendiri, menurut Minola, setiap hari selalu diantar oleh sopirnya. Namun, selalu diturunkan di JPO Cawang Sutoyo, dimana ia ditemukan jatuh, yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari kantor Ikuten.
"Ikuten turun di bawah JPO itu, lalu jalan kaki ke arah kantor, karena alasannya biar bisa sekaligus olahraga dengan berjalan kaki. Tapi ia tiap hari tidak menggunakan JPO tersebut. Nah itu yang harus diselidiki, kenapa dia lewat JPO," katanya.

Setelah sopir menurunkan Ikuten di bawah JPO, kata Minola, sopir menunggu di kantor. Namun, jika dalam waktu 20 menit Ikuten tidak tiba di kantor, sopir telah dipesankan, agar kembali ke tempat Ikuten diturunkan.
"Memang sidah dipesankan, kalau tidak datang dalam 20 menit, sopir harus balik lagi, karena takut Ikuten kenapa-kenapa, maklum sudah tua," katanya.

Untuk itu, lanjutnya, ia akan menyerahkan barang bukti kepada pihak kepolisian. Selain itu, menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian untuk mencari penyebab Ikuten jatuh.

"Karena kami berpendapat, ini merupakan tindakan kriminalisasi, sayang saja tidak ada CCTV di sana. Seharusnya di setiap tempat yang rawan ada CCTV," katanya.

Sementara, Ikuten sendiri saat ini masih menjalani perawatan di ruang ICU. Ikuten telah sadar namun belum bisa berkomunikasi secara verbal.

"Kalau diajak ngomong dia kasih respon dengan menggerakkan kaki atau tangannya," katanya.

Ikuten sendiri memiliki tiga anak. Kedua anaknya telah lulus dari ITB dan satu anaknya masih kuliah di Universitas Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini