TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU, Moch Hasan mengatakan bahwa tahun ini beberapa langkah antisipasi pengendalian banjir yang sudah dilakukan adalah dengan membangun prasarana pengendali banjir sepanjang 298,77 km, rehabilitasi prasarana pengendali banjir sepanjang 182,13 km, serta operasi dan pemeliharaan prasarana pengendali banjir sepanjang 2.100 km.
"Pembangunan ini memperluas dampak luas lahan yang dilindungi menjadi sebesar 26.704 hektar. Pembangunan Sarana dan prasarana ini dilakukan merata di seluruh wilayah rawan banjir seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," ungkap Moch Hasan, akhir minggu lalu.
Sementara untuk antisipasi banjir yang disebabkan air laut pasang (rob), pengamanan pantai dan abrasi, akan dilakukan pembangunan prasarana pengamanan pantai sepanjang 87,19 km, rehabilitasi prasarana pengamanan pantai sepanjang 4,87 km, dan pemeliharaan prasarana pengamanan pantai sepanjang 62,1 km.
Dengan direvitalisasinya sarana antisipasi banjir ini, diharapkan potensi banjir pada musim penghujan tahun ini di daerah rawan banjir dapat ditekan. Saat ini diidentifikasi terdapat sembilan daerah rawan banjir, yaitu DKI Jakarta, Kali Bengawan Solo (Jawa Tengah, Jawa Timur), banjir lahar dingin Merapi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta), daerah Jratunseluna (Jawa Tengah), banjir lahar dingin Semeru (Jawa Timur), Sungai Citarum (Jawa Barat), Gunung Bawakaraeng (Sulawesi Selatan) dan kawah Gunung Ijen (Jawa Timur).