Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan anggota KPU Mulyana Wira Kusumah, sebelum wafat pada Minggu (1/12/2013), ternyata tak sendirian saat masih terbujur sakit dan dirawat di sejumlah rumah sakit.
Mulyana yang juga dikenal sebagai kriminolog dari Universitas Indonesia itu, selalu disemangati oleh rekan sejawatnya. Misalnya, oleh eksponen Gerakan Mahasiswa era 1970-an, Hariman Siregar.
"Saya berusaha membesarkan hati Mas Mul (Mulyana W Kusumah) setiap hari. Saya takut, kondisinya terus melemah karena dia terus mengkhawatirkan perkiraan terkena kanker," kata Hariman Siregar, di kediaman almarhum, Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat, Senin (02/11/2013) dini hari.
Kekhawatiran Mulyana itu, bukan tanpa alasan. Hariman mengatakan, sekitar dua minggu lalu, Mulyana sempat menjalani perawatan di rumah sakit Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Hasil pemeriksaan di rumah sakit itu menunjukkan, terdapat semacam benjolan di paru-paru Mulyana.
"Kami sempat mengira itu kanker, karena kan almarhum punya tanda-tanda itu. Dia seperti aktifis lainnya, suka begadang, merokok, dan tubuhnya kurus, aktifis sejati," tuturnya.
Hariman menuturkan, dirinya sempat berbicara dengan Mulyana, Selasa (26/11) pekan lalu. Kala itu, ia kembali mengingatkan temannya itu untuk tidak berfikir buruk tentang penyakit yang dideritanya.
"Saya sempat ngobrol dengan dia Selasa pekan lalu. Saat itu, saya katakan, 'kamu ini sudah pasti cuma stroke, tenang saja, stroke itu tidak mematikan'," tutur Hariman menirukan ucapannya kala itu.
Namun, kondisi kesehatan Mulyana ternyata terus menurun, hingga wafat pada Minggu malam tadi.