TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-85 tahun 2013, Dharma Pertiwi dan IKKT Pragati Wira Anggini turut memeriahkan Katumbiri Expo 2013, yang menampilkan stan hasil karya kreativitas dari para isteri anggota ketiga angkatan atau para anggota dari unsur Dharma Pertiwi dan IKKT.
Katumbiri Expo 2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA), dibuka secara resmi oleh Menteri PP dan PA RI Ibu Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Perdagangan RI Bapak Gita Wirjawan dan Menteri Hukum dan HAM Bapak Amir Syamsuddin, ditandai dengan penabuhan gendang secara bersama-sama, di Jakarta Convention Center, Rabu (11/12/2013).
Turut hadir pada acara tersebut, Ketua Umum Dharma Pertiwi dan IKKT Pragati Wira Anggini Ibu Koes Moeldoko selaku Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu ke-85 tahun 2013.
Kegiatan yang mengangkat tema Penguatan Sumberdaya Manusia dan Ekonomi Kreatif Guna Menghadapi Tantangan Ekonomi Global, diselenggarakan atas kerja sama KPP-PA dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhukham), Kementerian Perdagangan (Kemendag), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Indosat, Tbk dan Organisasi-organisasi Perempuan.
Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA), Katumbiri Expo 2013 merupakan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-85 tahun 2013, untuk menunjukkan kepada masyarakat umum hasil-hasil yang telah dikerjakan kaum perempuan di bidang ekonomi menuju kesetaraan gender.
"Dalam Katumbiri Expo 2013 dikemukakan karya-karya anak bangsa dari seluruh pelosok Nusantara, serta berguna untuk menunjukkan kreativitas dan potensi yang mereka miliki," ujarnya.
Katumbiri Expo 2013 yang berlangsung selama 5 hari (11 sampai dengan 15 Desember 2013), mengetengahkan budaya Kalimantan sebagai nuansa pameran sekaligus sebagai ungkapan kekayaan kebhinekaan yang dimiliki negara Indonesia, serta menampilkan diantaranya karya dari fotografi Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono dan Kemenhukham yang menampilkan produk-produk hasil karya para napi (perempuan dan laki-laki), agar pada saatnya kembali masuk menjadi bagian masyarakat yang berdayaguna dan memiliki daya saing menghadapi tantangan ekonomi global.