TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan sejumlah teroris dalam dua pekan terakhir yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Utara (Sumut) seakan meyakinkan bahwa pergerakan teroris seperti yang diungkapkan Kapolri Jenderal Pol Sutarman memang ada.
Polri seolah tidak mau kecolongan dengan pergerakan teroris untuk melakukan aksi teror pada saat perayaan natal dan tahun baru. Sehingga Polri dengan secepat kilat menangkap tujuh orang pelaku teror dalam dua pekan terakhir ini.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa apa yang diunggapkan Kapolri berkait dengan pergerakan anggota kelompok teroris yang saat ini sedang diselidiki pihak kepolisian.
"Oh ternyata orang-orang itu berkegiatan di kawasan-kawasan yang disampaikan itu. Jadi perlu semacam peningkatan kegiatan penyelidikan di lapangan, semuanya kan untuk mencegah," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2013).
Dikatakan Boy, penangkapan teroris kelompok Abu Roban, kelompok Fadli Sadama, dan Kelompok Kodrat dalam rangka upaya untuk menggagalkan rencana teroris melakukan aksi di malam natal dan tahun baru.
Sasaran kelompok teror yang ada di Indonesia tidak pernah berubah selalu mengincar tempat ibadah dan tempat keramaian.
"Itu kan sudah menjadi ciri khas yah dari target-target yang mereka tetapkan. Oleh karena itulah kiat disamping melakukan langkah-langkah preventif peningkatan pengawasan di lapangan, juga diiringi dengan langkah-langkah hukum terhadap yang sudah jelas mereka-mereka yang terkait dengan aksi seperti ini," ujar Boy.
Deteksi dini, menjadi hal penting bagi kepolisian mengantisipasi gangguan teror di akhir tahun. Menurut jenderal polisi bintang satu ini apa yang disampaikan Kapolri adalah ada intensitas peningakatan mobilisasi dari orang-orang yang memang sudah diduga kuat memiliki keterkaitan dengan kelompok-kelompok teror.
Sehingga orang-orang yang sudah dipastikan terlibat dalam kelompok Fadli Sadama, Abu Roban, dan Kodrat harus dimintai pertanggungjawannya secara hukum.
"Seperti keterlibatan-keterlibatan kelompok Abu Roban, keterlibatan dalam kelompok Kodrat. Jadi Kodrat dan Abu Roban merupakan bagian dan turunan dari kelompok Abu Omar. Coba kita pahami rekan-rekan, yang masing-masing mereka ada pengikutnya. Ya tentu kita tidak menginginkan pengikut-pengikut ini kemudian dengan segala kemampuan yang dimiliki kembali untuk melakukan persiapan langkah-langkah yang berkaitan dengan perilaku teror," kata Boy Rafli.