TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari lagi, Umat Kristen akan merayakan Hari Raya Natal, pada 25 Desember 2013.
Sejak beberapa tahun belakangan, Natal selalu menjadi atensi pemerintah, sejak peristiwa bom malam Natal mengguncang gereja-gereja di Indonesia pada 2000 silam.
Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya beberapa hari lalu, mengaku mendapat laporan intelijen, soal adanya ancaman keamanan terhadap perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Pada waktu Natal, malaikat akan mengucapkan 'jangan takut'. Jadi, Natal seharusnya mendatangkan damai, bukan takut. Kita sebagai orang yang merayakan Natal, harus betul-betul mengendalikan rasa takut itu. Walaupun ada alasan yang sah untuk takut karena ancaman bom dan sebagainya," tutur mantan Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Nathan Setiabudi, di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Nathan mengimbau umat Kristen di Indonesia tidak takut. Sebab ,Yesus berfirman, manusia hanya boleh takut kepada mereka yang berkuasa atas tubuh dan jiwa.
"Tuhan Yesus berkata, jangan takut kepada mereka yang bisa membunuh tubuhmu, tapi tidak berkuasa atas jiwamu. Takutlah kepada yang bisa berkuasa atas tubuhmu dan jiwamu. Kita harus belajar begitu," pesan Nathan.
"Selamat hari Natal, beribadahlah secara lebih murni, lebih sungguh-sungguh. Itu bukan saja ritual, tapi ibadah dalam kehidupan sehari-hari," tutup Nathan. (*)