TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hotel yang menerapkan Kawasan Dilarang Merokok (KDM) tidak usah takut kehilangan konsumennya. Hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menjelaskan bahwa 70 persen pengguna hotel bukan perokok.
Dari responden yang menjadi objek survei di 100 hotel di Jakarta, menunjukan bahwa 70 persen konsumen hotel bukan perokok atau sebanyak 355 orang dari total 500 responden, kemudian 24 persen perokok sesekali atau sebanyak 117 orang, dan perokok berat 6 persen atau hanya 28 orang.
"Mayoritas konsumen hotel adalah bukan perokok," kata anggota pengurus harian YLKI Tulus Abadi dalam dalam acara launcing survei dan diskusi interkati dengan tema 'Menepis Mitos Penurunan Okupansi Hotel Terhadap Implementasi Kawasan Dilarang Merokok' di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12/2013).
Selain itu, loyalitas konsumen terhadap hotel yang menerapkan kebijakan KDM pun tidak akan pernah kehilangan konsumen, berdasarkan survei 91 persen atau 454 dari 500 orang konsumen hotel akan tetap mengunjungi hotel walau pun diterapkan KDM.
"Konsumen akan tetap loyal kendati hotel menerapkan KDM secara ketat," katanya.
YLKI melakukan survei terhadap 100 hotel di Jakarta (tidak termasuk hotel di Kepulauan Seribu), terdiri dari 55 hotel bintang tiga, 29 hotel bintang empat, dan 16 persen hotel bintang lima.
Dalam survei tersebut, lokasi hotel diambil secara acak dengan melalui dua tahap survei, observasi lokasi hotel, dan wawancara responden. Survei yang dilakukan pada 11-24 November 2013 tersebut untuk menguji mitos atau fakta, penerapan KDM di hotel akan mengusir kunjungan ke hotek, penerapan KDM akan mematikan hotel dan restoran, serta menguak kepatuhan hotel menerapkan KDM.