TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang wanita yang mengenakan baju ungu, kerudung dan cadar hitam, serta berkaca mata bersama tiga orang pria dan tiga anak kecil akhirnya meninggalkan Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
Rombongan yang mengaku kerabat enam terduga teroris di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/RW 07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, keluar dari ruang instalasi forensik pukul 13.30 WIB, Kamis (2/1/2014). Mereka pergi meninggalkan RS Polri menggunakan mobil Daihatsu Xenia berwarna hitam bernomor polisi B 1523 SOU.
Dari tiga anak kecil tersebut, dua diantaranya laki-laki dan satu orang perempuan. Di antara mereka disebut-sebut sebagai anak dari salah satu terduga teroris yang telah melakukan tes DNA.
Musdalifah mengaku sebagai ibu angkat itu mengenal Dayat, salah seorang terduga teroris yang tewas.
"Sudah lama, baru ketemu. Saya ibu, ibu anak-anak angkat (semua terduga teroris) saya, bukan anak saya," katanya.
Musdalifah berharap, keenam jasad tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga menolak di outopsi, kami ingin jenazah segera dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan," kata warga Bekasi Jawa Barat tersebut.
Menurutnya otopsi dan identifikasi disebabkan karena keluarga telah menerima dan mengetahui mengenai penyebab kematian korban.
"Sudah tau kok meninggalnya ditembak, menurut Islam juga harus segera dimakamkan, tidak ada yang namanya outopsi itu. Jenazahnya harus segera dimakamkan," katanya.