News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Politisi PDI Perjuangan: Rakyat Tambah Sengsara di Tahun 2013

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tumpukkan bawang putih dan bawang merah dijual di Pasar Senen Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2013). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju inflasi Mei mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen month-to-month (mtm), meskipun deflasi yang terjadi lebih kecil dibandingkan April yang tercatat deflasi 0,1 persen. Salah satu komoditi yang menyumbangkan deflasi cukup besar adalah sayur mayur.Deflasi yang terjadi di Mei tahun ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak 10 tahun terakhir.Dari 66 kota IHK yang disurvei oleh BPS, deflasi terjadi 43 kota, sedangkan 23 kota sisanya tetap terjadi inflasi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI (Komisi Keuangan) DPR RI Arif Budimanta menegaskan inflasi yang tinggi dan pengangguran yang makin tinggi di tahun 2013 menunjukkan tingkat kesengsaraan rakyat yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.

"Iitu tandanya hidup makin sengsara di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012," kata Arif dalam keterangannya, Kamis (2/1/2014).

Ini bisa dilihat dari Indeks Kesengsaraan atau Misery Index tahun 2013 adalah 15,04 sedangkan tahun 2012 adalah 10,72. Menurut Politisi PDIP ini, inflasi selama setahun yang sebesar 8,38% melesat jauh di atas asumsi inflasi di APBN 2013 sebesar 7,2%.

"Kenaikan tingkat inflasi ini  dipicu oleh inflasi bahan makanan yang mencapai 11,35% dan transportasi 15,36%," katanya.

Inflasi juga menyebabkan semakin tingginya penduduk miskin setahun terakhir yaitu meningkat dari 11,37% pada Maret 2013 menjadi 11,47 % pada September 2013.

"Ini artinya selama setahun terakhir ini kualitas pembangunan sangat merosot. Sebelumnya saya juga sudah mengingatkan bahwa biaya dari inflasi dari kenaikan harga BBM serta ongkos penanggulangannya harus dihitung masak-masak, karena bisa jadi upaya untuk menghemat anggaran dengan mengurangi subsidi BBM ternyata memiliki ongkos yang lebih besar dari biaya yang dihema," ujarnya.

Menurut Arif, pihaknya juga mengingatkan dampak dari  jika BI harus menaikan suku bunga acuannya kembali, karena  kenaikan suku bunga justru akan meningkatkan production cost yang pada akhirnya akan meningkatkan harga barang.

"Jadi hasilnya akan kontraproduktif," katanya.

Hal terakhir yang menjadi perhatiannya bagaimana pemerintah harus kembali memikirkan nasib masyarakat kecil terutama petani, karena dengan adanya kenaikan harga ini semakin menekan daya beli mereka.

"Meskipun harga jual produk petani kian meroket, tetapi daya beli dari rumah tangga yg bekerja di sektor pertanian pangan dan hortikultura semakin menurun setahun terakhir. Hal ini ditunjukkan oleh nilai tukar petani berdasarkan tahun dasar pada tahun 2012 sebesar 100,00 menjadi 99,72 pada tahun 2013," katanya.

Dijelaskan inflasi yang tinggi ini akan terus menurunkan tingkat kredibilitas kebijakan pemerintah dimata masyarakat. Dan pada tahun 2014 yang merupakan juga tahun penentuan pemerintah diharapkan dapat lebih serius bekerja memperbaiki faktor fundamental ekonomi kita seperti pertanian & swasembada pangan.

"Artinya Kabinet dalam 10 bulan terakhir harus bekerja lebih serius memperbaiki fundamental ekonomi kita, walaupun tahun ini adalah tahun politik dan ada anggota kabinet yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR atau Presiden. Jangan sampai kepentingan politik kemudian mengabaikan kepentingan masa depan pembangunan nasional," katanya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini