News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Teroris Kelompok Dayat Danai Pelatihan Teror di Poso

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Seorang diduga teroris Nurul Hidayat alias Dayat tewas tertembak Tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan pengrebekan sebuah rumah kontrakan bercat merah-jambu (pink) yang terletak di Jalan KH Dewantoro Gang Haji Hasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2014). Dalam pengrebekan Polisi berhasil melumpuhkan Enam orang terduga teroris tewas. (TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teroris yang dilumpuhkan Densus 88 Antiteror Polri di Ciputat, Tangerang Selatan, ternyata masih terhubung dengan kelompok teroris di Poso pimpinan Santoso. Kelompok teror yang dipimpin Nurul Hidayat alias Dayat alias Daeng tersebut membantu pendanaan teror di Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sutarman menjelaskan bahwa dana hasi merampok sejumlah bank dan toko emas tersebut sebagian diberikan kepada kelompok teroris Poso.

"Dari hasil pemeriksaan kita, dana itu digunakan untuk mensuplai Santoso yang ada di Poso untuk melakukan para militer di sana dan menyiapkan kader-kadernya," kata Sutarman saat menjenguk anggota Densus 88 Antiteror Polri yang tertembak teroris di sebuah rumah sakit di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2014).

Dana tersebut diserahkan kepada kelompok teroris pimpinan Santoso melalui seorang kurir yang sebelumnya sudah dibekuk kepolisian. Sebelumnya kepolisian membekuk Rudianto di Poso, Sulawesi Tengah pada pertengahan Desember 2013, Rudianto merupakan kurir logistik kelompok teroris pimpinan Santoso.

Dia lah yang berperan mengambil dan mengantarkan bahan peledak untuk aksi teror kelompok Santoso di Poso. Selain Rudianto, kepolisian pun membekuk Adnan alias Nan yang juga sama-sama juga berperan sebagai kurir kelompo teroris Santoso.

"Ada yang ditangkap menjelang masuk ke poso. Dengan istilah kita 2-1 yaitu razia rutin yang dilakukan oleh polisi. Karena sering ditangkep dia marah sama polisi. Polisi poso menjadi target mereka," ungkap Kapolri.

Selain membiayai kelompok teroris Santoso, kelompok teroris pimpinan Dayat Cs juga menggunakan hasil uang rampokan untuk pembiayaan operasional mereka dan membiayai aksi teror yang sudah mereka lalukan termasuk membeli bahan peledak dan senjata api.

"Selain itu, uang hasil rampokan juga digunakan untuk operasionalnya para pelaku. Untuk menargetkan malam natal, malam tahun baru, dan untuk menargetkan tempat-tempat lain. Sisanya digunakan untuk membeli material," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini