News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Warga Sekitar Tak Pernah Lihat Dayat Salat Jumat

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Seorang diduga teroris Nurul Hidayat alias Dayat tewas tertembak Tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan pengrebekan sebuah rumah kontrakan bercat merah-jambu (pink) yang terletak di Jalan KH Dewantoro Gang Haji Hasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2014). Dalam pengrebekan Polisi berhasil melumpuhkan Enam orang terduga teroris tewas.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Nur Hidayat alias Dayat dimata warga sekitar rumah kontrakannya di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, ternyata bukanlah sosok yang religius. Ia bahkan disebut jarang terlihat di masjid ataupun musola di sekitar rumah kontrakannya.

"Sholat jumat saja gak pernah ketemu," ujar Jefri, keponakan pemilik rumah kontrakan yang ditempati Dayat, Rabu (1/1/2014) malam.

Ia juga menuturkan bahwa pada hari dimana dilakukan penggerebekan oleh Densus, Dayat dan teman-temannya tidak tiba di rumah kontrakannya secara bersamaan.

Jefri yang pada hari itu sejak sore berada di posko partai politik tak jauh dari kontrakan Dayat menuturkan ketika ia datang di sore harinya sudah ada dua orang di dalam kamar kontrakan Dayat.

Menjelang Maghrib, Dayat tiba di kamar kontrakannya. Tak lama datang lagi dua orang dengan menggunakan sepeda motor.

Sekitar Isya, Dayat keluar rumah dan mengatakan hendak mencari makanan dengan mengendarai sepeda motor. Saat itu, tetangga kontrakan Dayat yang bernama Irwan kebetulan hendak membeli Fitting listrik dan menumpang Dayat membonceng ke depan.

Ketika dalam perjalanan itulah kemudian polisi membekuk dan menembak mati Dayat karena melakukan perlawanan saat hendak diamankan. Sementara Irwan yang tidak tahu apa-apa dibawa oleh petugas untuk dimintai keterangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini