TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) memastikan dua dari enam orang terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Tangerang, masih memiliki hubungan keluarga.
"Dari enam jenazah, ada dua jenazah masih memiliki hubungan keluarga," kata Ansyaad Mbai, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), di Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Kamis (2/1/2014).
Sayang Ansyaad tak mau menjelaskan siapa jasad yang dimaksud. Dia masih menunggu hasil dari proses identifikasi DNA jasad keenam teroris tersebut.
"Tapi saya tidak tahu itu siapa dan yang mana. Nanti biar pasti, harus lihat dari hasil DNA," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusdokkes Mabes Polri, Brigjen Athur pun membenarkan pernyataan Ansyaad. "Iya memang ada yang memiliki hubungan saudara, untuk identitas saya tidak tahu karena tugas kita mengidentifikasi," ujarnya.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan di Gang H Hasan, Jalan KH Dewantoro, RT/RW 04/07, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013).
Dalam penggerebekan tersebut, diketahui terdapat tujuh orang terduga teroris yang tinggal di rumah kontrakan tersebut. Lima di antaranya dilumpuhkan Rabu (1/1/2014).
Sedangkan seorang lainnya dilumpuhkan dalam penggerebekan malam sebelumnya. Sementara, seorang terduga teroris lainnya ditangkap dalam kondisi hidup. Mereka adalah Daeng alias Dayat Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alis Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril.