TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto, menilai kenaikan harga gas elpiji kemasan 12 kilogram terhitung 1 Januari 2014 tentu bukan hal yang baik bagi masyarakat kalangan bawah. Kenaikan ini sangat memberatkan mereka.
"Dengan kenaikan bahan bakar gas yang menyangkut hidup orang banyak pasti akan memberatkan mereka (rakyat). Upaya pemerintah meringankan beban mereka menjadi kewajiban," ujar Wiranto sebelum acara pengajuan bulanan di PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (3/1/2014).
Calon presiden yang diusung Hanura ini menambahkan, sebenarnya di tahun 2014, masyarakat memiliki harapan banyak hidupnya membaik. Namun, harapan itu lain ketika pemerintah, dalam hal ini Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kilogram.
Seperti diketahui Pertamina per 1 Januari 2014 menaikkan harga elpiji non subsidi tabung 12 kilogram sebesar 68 persen. Pertamina beralasan, kenaikan itu untuk menekan kerugian bisnis elpiji 12 kilogram yang rata-rata Rp 6 triliun per tahun.
Kenaikan serentak di seluruh Indonesia tersebut mengalami kenaikan harga jual rata-rata Rp 3.959 per kilogram di tingkat konsumen. Pertamina menjelaskan, di tingkat konsumen, kenaikan akan bervariasi berdasarkan jarak stasiun elpiji ke titik serah (supply point).
Dengan kenaikan itu, maka harga per tabung LPG 12 kg mengalami kenaikan sebesar Rp 47.508 atau menjadi Rp 117.708 per tabung dari sebelumnya Rp 70.200 per tabung.