Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti sejarah asal Belanda, Harry A Poeze memiliki keyakinan bahwa makam pahlawan nasional, Tan Malaka ada di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur. Hal itu ia yakini setelah mendapatkan keterangan dari saksi dalam penelitiannya.
"Saya yakin makam Tan Malaka ada di bawah batu besar Selopanggung," kata Poeze di Kantor Kompas Tv, Rabu (29/1/2014).
Poeze menuturkan, dia telah mendapatkan beberapa keterangan dari warga ataupun pihak yang dianngapnya memiliki informasi tempat kematian Tan Malaka. Ia ingat Tan Malaka pada Oktober 1948 pergi dari Yogyakarta menuju ke Kediri.
Tan Malaka ingin ke Kediri, kata Poeze adalah untuk mendirikan tentara rakyat. Saat di Kediri itulah Tan Malaka ditembak mati oleh militer Indonesia atas perintah Letnan Sukoco yang saat itu ada di kesatuan brigade Suratman Brawijaya.
"Tan Malaka mati ditembak itu sudah jelas," ucapnya.
Saat Poeze ada di Kediri, ada seorang warga yang menceritakan sebuah makam pahlawan nasional yang dikuburkan oleh tentara Indonesia. Menurutnya, cerita warga itu persis dengan informasi yang ia dapatkan saat melakukan penelitian mengenai Tan Malaka.
"Dari cerita warga itu sama dengan cerita pada zaman dahulu. Tinggi badan orang yang dimakamkan pun sama persis, dikuburkan oleh tentara juga sama," ujarnya.
Akhirnya, pada tahun 2009 makam yang ada di bawah batu besar itu digali. Penggalian itu untuk memastikan apakah benar-benar itu makam Tan Malaka yang saat hidupnya selalu menyuarakan kemerdekaan Indonesia.
Poeze mengatakan, pada saat penggalian makam tersebut tidak dapat banyak jasad dan kerangka yang tersisa. Hal itu dikarenakan makam itu sering digenanggi oleh air yang membuat jasad atau kerangka menjadi tergerus.
"Kami saat itu hanya temukan 0,25 gram gigi dan 1,1 gram tulang," katanya.
Menurutnya, temuan sisa gigi dan tulang itu saat ini masih dilakukan tes DNA Tim Investigasi Forensik Tan Malaka, Djaja Surya Atmadja. Dirinya pun masih terus berharap agar hasil tes DNA tersebut dapat segera diketahui, karena itu untuk membuat suatu kepastian akan sejarah Indonesia.
"Saya dan keluarga Tan Malaka berharap pak Djaja bisa keluarkan hasil DNA-nya," katanya.